TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrat bakal segera memanggil kader-kadernya yang bergabung di Perhimpunan Pergerakan Indonesia untuk dimintai keterangan berkaitan dengan dugaan adanya peran kader tersebut dalam upaya mendiskreditkan partai berlambang mirip logo Mercy itu.
"Ini tentu terkait dengan penegakan kehormatan dan kode etik partai," kata anggota Dewan Kehormatan Demokrat, Suaedy Marasabessy, saat dihubungi Tempo, Selasa, 29 Oktober 2013. Ia belum bisa memastikan kapan pemanggilan terhadap kader-kader ini akan dilakukan.
Sebabnya, hingga kini Dewan Kehormatan masih mempelajari lebih lanjut peran kader di organisasi masyarakat itu ketika mendeskreditkan Demokrat. "Sedang diidentifikasi permasalahannya," ujar Suaedy. Begitu identifikasi selesai, ia menambahkan, Dewan Kehormatan bakal segera memanggil kader-kader tersebut.
Suaedy juga belum bisa memastikan sanksi yang bakal diberikan kepada para kader itu jika mereka terbukti mendiskreditkan partai. Namun yang pasti, Demokrat tak akan melarang kader tersebut bergabung dengan PPI. "Kalau mereka hanya tergabung di ormas itu tidak masalah. Itu kan dijamin undang-undang," katanya.
Perseteruan Demokrat dengan PPI bentukan bekas Ketua Umum Anas Urbaningrum memanas setelah beredarnya informasi penjemputan pendiri Demokrat, Subur Budhisantoso, oleh Badan Intelijen Negara. Kabar ini langsung membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga Ketua Umum Demokrat, mengintruksikan Badan Intelijen untuk melakukan klarifikasi. Badan Intelijen pun langsung membantah telah menangkap Subur.
PPI diikuti oleh sejumlah kader Demokrat yang menjadi loyalis Anas, seperti Gede Pasek Suardika dan Saan Mustopa. Beberapa waktu lalu, beredar kabar bahwa SBY juga telah mengirimkan pesan singkat kepada sejumlah elite Demokrat. Isinya, rasa kecewanya terhadap PPI yang terus menyerang Demokrat.
PRIHANDOKO
Baca juga:
SBY: Selama 2,5 Tahun, Ada TV Telanjangi Demokrat
SBY Curhat Sering Difitnah dan `Digebuki`
Soal SMS, Anas: Saya Yakin dari SBY
Demokrat Diserang, SBY: Kader Jangan Tiarap