TEMPO.CO, Jakarta - Gelar “ratu” dan “tubagus” pada nama Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dan adiknya, Tubagus Chaeri Wardana, mulai dipersoalkan. Banyak yang menuduh gelar itu palsu. Dengan kata lain, gelar diperoleh belakangan, bukan turunan.
Apa sebenarnya arti “ratu” dan “tubagus”?
Gelar ini menandakan asal-usul lapisan sosial masyarakat Banten pada zaman dahulu. Tubagus berasal dari “ratu bagus”. Lama-lama sebutannya menjadi “tubagus”. Tubagus adalah gelar bagi laki-laki. Adapun perempuan bergelar “ratu”.
Menurut riwayat, kedua gelar itu mulai digunakan sejak zaman Sultan Banten II, Maulana Yusuf. Mereka yang bergelar “ratu” dan “tubagus” dianggap memiliki hubungan darah dengan Kesultanan Banten.
Dengan begitu, untuk menguji seseorang itu “tubagus” atau “ratu” asli, minta saja orang tersebut menunjukkan silsilahnya. Bila gelarnya bukan palsu, silsilahnya akan menyambung sampai ke Sultan Banten.
PDAT | BERBAGAI SUMBER