TEMPO.CO, Yogyakarta - Pengelolaan air di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang didasarkan pada kearifan lokal akan disosialisasikan kepada negara-negara di Asia Pasifik. Sosialisasi tersebut akan disampaikan dalam seminar internasional tentang air tingkat di Yogyakarta pada 2014.
"Kearifan lokal itu belum tentu ada di negara lain. Yogyakarta jadi pembelajaran untuk Asia Pasifik," kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iskandar Zulkarnain usai bertemu Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan, Jumat, 11 Oktober 2013.
Kearifan lokal yang dimaksud Iskandar adalah adanya kelompok-kelompok pencinta air di Yogyakarta. Kelompok-kelompok tersebut melakukan kegiatan pelestarian air di berbagai tempat, termasuk di sungai-sungai. Bantuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat dikelola secara mandiri.
Direktur Eksekutif Pusat Ekohidrologi Asia Pasifik LIPI Hery Harjono menambahkan, krisis air acapkali memunculkan konflik antar-rumah tangga hingga antarnegara. Perilaku individu yang menggunakan air secara berlebihan juga memicu krisis air tersebut.
Namun adanya kearifan lokal membuat masyarakat saat ini sudah mulai memahami adanya perubahan iklim yang ekstrem. "Saat kekeringan, masyarakat bisa menggunakan air seefisien mungkin," kata Hery.
Dia mencontohkan cara teknis untuk menghemat air adalah dengan menyediakan sumur resapan di tiap-tiap rumah tangga. Sumur resapan tersebut digunakan untuk menampung air hujan. Saat kemarau, sumur resapan bisa mengurangi krisis air akibat kekeringan. "Yogyakarta juga ada selokan Mataram. Itu merupakan konsep pengaturan hidrologi masa dulu," kata Hery.
Berdasarkan data LIPI, Sekretaris Eksekutif LIPI Ignasius DA Sutapa mengungkapkan Pulau Jawa adalah wilayah yang paling banyak menggunakan air di Indonesia. Jika berdasarkan aturan PBB, jatah satu orang adalah menggunakan air 60 liter per hari. Namun, saat ini penggunaan sudah melebihi 100 liter per hari.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Berita Terpopuler
SBY: Saya Bukan Pejabat Kacangan
Gaji Hakim Konstitusi Cukup buat 'Lima Istri'
SBY Minta Luthfi Hasan Tak Bersaksi Palsu
200 Tanah Suami Airin, dari Banten sampai Melbourne
Cara Atut Menjadi Gubernur Banten Versi Jazuli