TEMPO.CO, Malang - Mochammad Anton atau lebih dikenal Abah Anton, Wali Kota Malang yang belum lama menjabat, diganggu isu penyalahgunaan mobil dinas kota. Masalah ini jadi pergunjingan di kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setempat.
DPRD Malang memprotes penggunaan mobil dinas Pemerintah Kota Malang untuk kegiatan staf pribadi Wali Kota. Staf non-PNS ini membantu Anton menangani dana bantuan tanggung jawab sosial perusahaan. "Fasilitas negara hanya untuk pejabat negara," kata Ketua Komisi Kesejahteraan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang, Fransiska Rahayu Budiwiyarti, Jumat, 4 Oktober 2013.
Kendaraan jenis Honda CRV tersebut merupakan kendaraan dinas untuk Sekretariat Pemerintah Kota Malang. Fransisca, legislator dari Partai Demokrat ini, menilai Wali Kota Malang tak seharusnya memberikan kendaraan dinasnya untuk staf pribadi. Apalagi, kendaraan dinas itu malah diganti dengan pelat nomor pribadi.
Kendaraan dinas harus berpelat merah atas nama pemerintah dan wajib menggunakan bahan bakar minyak nonsubsidi. "Kalau pelat nomor diganti, bisa saja menggunakan BBM bersubsidi," katanya.
Ia mendesak Sekretariat Pemerintah Kota Malang menertibkan aset pemerintah agar tak disalahgunakan atau dipindahtangankan. Apalagi, penggunanya bukan pegawai Pemerintah Kota Malang.
Kepala Bagian Umum, Umi Kulsum, menolak memberikan penjelasan kepada media. Ia justru menghindar saat wartawan meminta konfirmasi darinya. Wakil Wali Kota Malang, Sutiaji, juga enggan memberikan penjelasan. "Maaf, no comment, ya," kata Sutiaji dalam pesan pendek kepada jurnalis.
EKO WIDIANTO
Berita Terpopuler
Sehari Sebelum Ditangkap, Akil `Curhat` Soal Tempo
Misteri Lingkaran Ikan Buntal Terjawab
Kronologi Lengkap Penangkapan Akil Mochtar
Penangkapan Akil Mochtar Dimuat di Seluruh Dunia
Ide Akil, Miskinkan dan Potong Jari Koruptor
Suswono: Bunda Putri Bawa Adik Wapres Boediono
Bapak Siap Dipotong Jari? Akil Mochtar Emosi