TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera, Nasir Djamil, mengatakan partainya mempunyai mekanisme sendiri untuk menyeleksi calon legislator. Calon yang memutuskan untuk maju tidak mengusulkan diri. Akan tetapi, kata Nasir, mereka dicalonkan kader lain yang kemudian dilakukan pemilihan umum internal.
"Makanya tak pernah ada lobi-lobi dengan pimpinan pusat," kata Nasir sebelum rapat paripurna di kompleks parlemen Senayan, Selasa, 17 September 2013. Kader PKS, kata dia, mempunyai standar untuk merekomendasikan calon legislator. Syaratnya, ujar dia, memenuhi akhlak moral, intregitas, mempunyai basis massa di daerah, dan kedekatannya dengan konstituen.
Nasir menambahkan, mekanisme ini berlaku untuk calon legislator dari Dewan Perwakilan Rakyat daerah dan pusat. Nama yang memperolah suara paling banyak, kata dia, dipastikan mendapatkan urutan pertama dalam daftar calon legislator.
Hasil pemilihan internal, Nasir melanjutkan, diserahkan ke dewan pimpinan pusat untuk disahkan. Dia membenarkan apabila pusat bisa mengganti urutan nomor calon yang sudah masuk dalam daftar calon legislator berbeda dengan pemilihan. Ada pertimbangan sendiri untuk mengubah penomoran.
Pertimbangan itu, kata Nasir, melihat kebutuhan tokoh tersebut masih diperlukan di parlemen ke depan. "Baru ada satu tokoh yang namanya semula diurutan keempat, tapi karena diperlukan digeser ke urutan pertama," ujar anggota Komisi Hukum DPR ini. Dia menolak menyebut nama tokoh tersebut.
Partai Keadilan Sejahtera, kata Nasir, tak akan mencalonkan kembali kader yang bermasalah. "Misalnya, Pak Arifinto, Pak Misbakhun, tak kami calonkan lagi menjadi calon legislator di 2014," kata Nasir. Arifinto adalah legislator dari PKS yang kepergok nanton video porno saat rapat paripurna DPR.
Sedangkan Misbakhun pernah terseret dalam perkara dugaan pemalsuaan dokumen dalam Letter of Credit (L/C) Bank Century. Dia tidak lagi bernaung di PKS, tapi berlabuh ke Partai Golkar dan kini maju kembali sebagai calon legislator.
Nasir menegaskan, mekanisme ini bertujuan menjaring legislator yang berkualitas. Dia tak ingin legislator bermasalah dengan etika atau berurusan dengan korupsi karena nama partai yang tetap menjadi sorotan.
SUNDARI
Berita Terpopuler:
Ahmad Dhani Rahasiakan 7 Korban Meninggal ke Dul
Maudy Ayunda, Dari Makan Cacing sampai Doraemon
Penggemar Gemas, Beyonce Ditarik ke Luar Panggung
Single Terbaru Katy Perry Ditentang Pencinta Hewan
Maia Penuhi Panggilan Polisi Sebagai Saksi