TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X meminta agar pengungkapan kasus pembunuhan wartawan Bernas, Fuad Muhammad Syafruddin (Udin), dilakukan dari nol lagi. Cara pengungkapan tersebut dinilai merupakan pendekatan baru.
"Kalau ada keinginan baik dari Kepolisian Daerah DIY untuk mengungkap, ya, dimulai dari titik nol," kata Sultan sebagaimana dikemukakan kembali oleh Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Eko Maryadi, seusai beraudiensi di Kepatihan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013.
Sultan menilai paradigma kepolisian selama ini terkungkung pada skenario yang dibuat sejak awal. Bahwa Udin dianiaya hingga meninggal dunia karena ada motif perselingkuhan. Meskipun pengungkapan mulai proses penyelidikan dari awal lagi, tidak melupakan fakta-fakta masa lalu. Arah penyidikan diubah, para saksi yang masih hidup bisa ditanya lagi. Harapannya, kasus Udin bisa diungkap sebelum kedaluwarsa pada Agustus 2014 mendatang.
"Selama ini mentok. Sekarang cari yang baru, start dari nol. Waktunya makin mepet," kata Sultan. Sebab, jika kasus Udin tidak dikejar dan diungkap, kasus-kasus yang lain bisa dilupakan publik.
Adapun Eko menilai Polda selama ini lebih banyak berputar pada skenario lama sehingga tersesat. "Seharusnya ke timur, polisi malah ke barat. Tidak ada keberanian Polda DIY untuk menentukan arah," kata Eko.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Berita Terpopuler:
Ini Profil Finalis Miss World yang Lolos Eliminasi
Ahmad Dhani: Pemerintah Harus Tanggung Jawab
Bahasa Vicky Eks Zaskia Gotik di Antara Kita
Sidang Novi Amilia Kembali Ditunda
Begini Hasil CCTV Soal Penembakan Polisi di KPK