TEMPO.CO , Jakarta:Masa jabatan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dipermasalahkan karena lebih dari lima tahun. Namun kader Golkar mengatakan hal ini merupakan usulan Jusuf Kalla dengan mempertimbangkan beberapa hal.
"Masa jabatan itu mundur karena ada latar belakangnya," kata Ketua Pemenangan Golkar wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta Firman Subagyo di kompleks parlemen, Senayan, Kamis, 5 September 2013.
Ketika Munas Golkar di Pekanbaru pada 2009, Jusuf Kalla mempertimbangkan pelaksanaan Munas dengan pelaksanaan Pemilu Presiden. Ketika itu, agenda Munas bersamaan dengan pelaksanaan Pemilu Presiden 2009 putaran kedua. Agar tidak terjadi benturan di kemudian hari, masa jabatan Aburizal akhirnya diusulkan ditambah selama setahun. "Kalau tak salah di AD/ART juga disebutkan," kata Firman.
Dia mengatakan, kader Golkar tidak bisa mengotak-atik keputusan Munas ini. Menurut dia, jika dibiarkan selama lima tahun maka Munas Golkar bisa berpotensi berbenturan dengan agenda pemilu presiden. "Nanti agenda berikutnya tinggal menyesuaikan saja," kata dia.
Dia memahami adanya kritik atas kepemimpinan Aburizal Bakrie. Menurut Wakil Ketua Komisi Pertanian DPR ini, setiap pemimpin memiliki karakteristik tersendiri. Dia memastikan, seluruh jajaran partai bergerak untuk melaksanakan program yang dituangkan dalam catur sukses.
Namun, Firman memahami adanya perbedaan pandangan dan faksi-faksi di tubuh internal Golkar. Menurut dia, pengurus Golkar sudah dewasa dalam memaknai perbedaan pendapat. Hal inilah yang dia sebut membuat Golkar menarik sebagai sebuah partai. "Karena perbedaan semua diakomodir," kata dia.
WAYAN AGUS PURNOMO
Topik Terhangat
Delay Lion Air | Jalan Soeharto | Siapa Sengman | Polwan Jelita | Tes Penerimaan CPNS
Berita Terkait
Jokowi: Kendaraan Umum Akan Pakai Bahan Bakar Gas
Dalam Enam Bulan, Jokowi Akan Percantik Kota Tua
Agenda Jokowi, dari Pasar Rakyat sampai BBG