TEMPO.CO, Surabaya- Tim pemenangan pasangan calon Gubenur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Herman Suryadi Sumawiredja (Berkah), Imam Nahrowi, mengaku mendapat laporan temuan kecurangan selama proses pemungutan suara. "Madura ini memang sangat rawan, banyak kepala desa yang berpihak pada calon inkumben," kata Imam di Berkah Center, Surabaya, Kamis, 29 Agustus 2013.
Imam mengatakan, di Madura, tepatnya di Kabupaten Sumenep, sudah ada empat kepala desa yang ditangkap dan sudah diserahkan kepada polisi oleh tim Berkah karena kasus politik uang. Selain itu, ada perangkat desa yang bagi-bagi sembako serta mempengaruhi masyarakat agar memeilih pasangat nomor urut 1.
Di Kabupaten Sampang dan Bangkalan, kata Imam, sejumlah kecurangan juga sempat dicatat. Misalnya ada petugas TPS yang mencoblosi surat suara secara kolektif sebelum pemungutan dimulai. "Kami sudah mengantongi buktinya," ujar dia.
Menurut Imam, temuan kecurangan berikut bukti-buktinya akan dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu Jawa Timur pada Jumat besok, 30 Agustus 2013.
Koordinator tim relawan Berkah, Ahmad Milla Hasan, menambahkan di Kabupaten Sumenep dan Sampang, surat C6 tidak diserahkan kepada masyarakat. Sehingga banyak pendukung Khofifah yang tidak bisa mencoblos. "Setelah di desak, baru jam 10 dibagikan. Ini cara-cara tak terpuji untuk mengalahkan kita," katanya.
Di luar Madura, menurutnya, pelanggaran yang ditemukan oleh tim Berkah juga tak sedikit. Salah satunya tim pasangan nomor urut satu tertangkap tangan membagikan uang Rp 50 ribu kepada masyarakat. "Tapi laporan kami belum terkumpul semua," ujar Milla.
ARIEF RIZQI HIDAYAT
Topik Hangat:
Lurah Lenteng Agung | Suap SKK Migas | Konvensi Partai Demokrat | Pilkada Jatim
Berita Lainnya:
Lurah Susan: No Comment!
Warga Demo Lurah Susan, Takut Dikira Non-Muslim
Pendemo Mulai Datangi Kantor Lurah Susan
Jokowi Bagian Strategi Politik PDIP di Pemilu 2014
Roy Suryo Salah Nyanyikan Indonesia Raya
Megawati Diprediksi Restui Pencapresan Jokowi