TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia, Retno Listiyanti, mengatakan penerapan Kurikulum 2013 bakal memberatkan siswa. Sebab, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana membebankan biaya buku peminatan pada siswa Sekolah Menengah Atas. Berbeda dengan penjelasan Kementerian terdahulu yang menyebut keunggulan Kurikulum 2013 di antaranya karena buku pelajaran dibagikan secara gratis kepada siswa.
"Ini malah jadi membebani orang tua," kata Retno, Selasa, 27 Agustus 2013.
Retno mengatakan kebijakan tersebut semakin diperparah karena jumlah buku wajib yang dibagikan oleh Kementerian tidak sesuai dengan total siswa di sekolah. "Di sekolah saya saja ada 360 anak, namun yang dibagikan hanya 278 buku," kata Retno, yang mengajar di SMA Negeri 13 Jakarta Utara.
Karena buku kurang, kata dia, siswa mensiasatinya dengan memfotokopi buku tersebut. Biaya foto kopi itu sebesar Rp 88 ribu per buku. "Itu tadi baru buku wajib. Kalau ditambah lagi dengan buku peminatan, berarti semakin menunjukkan pemerintah belum siap menerapkan Kurikulum 2013," kata Retno.
Retno juga menerima laporan bahwa kekurangan buku terjadi juga di beberapa sekolah selain di SMAN 13.
Kebijakan lain yang ikut membebani orang tua siswa adalah pemberlakukan Kurikulum 2013 untuk seluruh mata pelajaran wajib siswa Kelas X. Padahal Kementerian hanya menyiapkan buku panduan untuk tiga mata pelajaran, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sehingga siswa akan menanggung biaya buku untuk mata pelajaran Biologi, Fisika, dan Kimia bagi siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam. Sedangkan untuk siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, akan membeli buku Geografi, Sosiologi, Antropologi, serta Ekonomi dan Akuntansi.
Wakil Menteri Pendidikan, Musliar Kasim, pernah menyampaikan bahwa biaya buku penunjang kurikulum dibebankan kepada siswa. "Siswa harus membeli buku masing-masing," kata Musliar.
Musliar mengatakan orang tua siswa harus ikut berpartisipasi menanggung biaya buku. "Orang tua juga harus berkontribusi dong, jangan pemerintah saja," kata dia.
SUBKHAN