TEMPO.CO, Dili - Pemerintah Timor Leste menolak permintaan pemerintah Indonesia untuk menyerahkan ratusan kerangka anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (POLRI) yang ada di negara itu. Perihal pengembalian kerangka TNI itu telah dibicarakan secara nonformal oleh Pemerintah Timor-Leste dan Republik Indonesia (RI) di Dili.
Menurut Duta Besar Indonesia untuk Timor-Leste, Marselinus Primanto Hendrasmoro, pemerintah Timor-Leste hanya setuju jika kerangka TNI dan polisi Indonesia itu dikumpulkan di satu pusat taman makam pahlawan Indonesia di Dili. Mereka menolak jika kerangka itu dibawa keluar Timor-Leste. Alasannya, para pahlawan Indonesia yang gugur dalam konflik itu telah dianggap sebagai sejarah proses perjuangan Timor-Leste menuju kemerdekaan.
Selain itu, pemerintah Timor-Leste juga menuntut Indonesia untuk kembalikan kerangka atau menunjukkan keberadaan kuburan beberapa pemimpin Timor-Leste yang sejauh ini belum teridentifikasi. “Kita tunggu saja secara teknik seperti apa agar dapat melakukan relokasi kerangka ini,” ujar Primanto, seusai acara penaburan bunga di Jardin Taman Makam Pahlawan Indonesia di Dili pada HUT RI yang ke-68.
Sebanyak 967 pahlawan Indonesia gugur dalam konflik perang sejak invasi militer Indonesia ke Timor-Leste pada 1975 hingga 1999. Kuburan anggota TNI dan polisi itu ada di 13 Distrik Timor-Leste.
Ketua Lembaga Hak Asasi Manusia dan Keadilan Timor-Leste Sebastiao Dias Ximenes mengatakan Timor-Leste dan Indonesia sudah bersepakat mencari kerangka para pahlawan dari kedua negara. Lembaga itu telah berkerja-sama dengan Komnas HAM Indonesia untuk membantu identifikasi para pahlawan Timor-Leste yang hilang.
JOSE SARITO AMARAL