TEMPO.CO , Tegal: Ketua Umum Partai Hanura Wiranto mengatakan, grafik kekerasan di Indonesia akhir-akhir ini meningkat dalam tataran yang sudah tidak wajar. "Saat ini dengan mudah orang menembak aparat keamanan, perampokan, hingga benturan antar aparat keamanan," kata dia saat ditemui di sela halal bihalal Komunitas Warung Nusantara (Kowantara) di Desa Sidapurna, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Ahad, 18 Agustus 2013.
Menurut Wiranto, tumbuh suburnya kekerasan dan bermacam tindak kriminal lain di Indonesia karena hukum sudah tidak lagi menjadi ancaman bagi para pelanggarnya. Justru sebaliknya, hukum kini menjadi komoditas yang menggiurkan. "Sudah bukan rahasia lagi, hukum jadi komoditas yang menggiurkan. Hukum bisa dipermainkan dan ditawar," tandasnya.
Maka itu, Wiranto berpendapat sekarang sudah saatnya pemerintah menerapkan law enforcement (penegakkan hukum) yang tidak pandang bulu, tegas dan keras, namun tetap berlandaskan pada konstitusi. "Law enforcement harus kita perkeras. Tanpa pandang bulu, organisasi apapun, siapapun, kalau melanggar hukum, ditindak dengan keras," tegasnya.
Disinggung ihwal persiapannya menyongsong Pemilihan Umum 2014, calon presiden dari Partai Hanura ini mengaku hanya mengalir, alias biasa saja. Dengan menggandeng Ketua Dewan Pertimbangan Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo sebagai calon wakil presiden, Wiranto mengaku sebagai wujud membangun persatuan antara mayoritas dan minoritas sebagai pimpinan.
DINDA LEO LISTY
Topik Terhangat:
Suap SKK Migas| Penembakan Polis| Sisca Yofie |Konvensi Partai Demokrat| Rusuh Mesir
Berita Terpopuler:
Ada 4 Polisi, Kenapa Bripka Maulana yang Ditembak?
Pengemudi Honda Jazz di Depok Masih Bungkam
BPK Temukan Cost Recovery Ilegal Rp 2,25 Triliun
Begini Cara Penembak Polisi Rampas Motor Satpam
Ini Ciri Penembak Polisi di Pondok Aren