TEMPO.CO , Jakarta:Antisipasi penyebaran virus corona MERS ternyata tak hanya dilakukan untuk mencegah penyebaran pada calon jamaah haji. Penyebaran pada masyarakat setelah jamaah haji pulang dari tanah suci, Arab Saudi, juga diperlukan.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Fidiansjah mengatakan untuk menangkal masuknya virus ke tanah air, kementerian kesehatan sudah menyiapkan deteksi dini terhadap jamaah haji yang pulang ke tanah air. "Kami siapkan pengukur suhu tubuh di setiap embarkasi kedatangan jamaah haji," kata Fidiansjah di kantornya, Jumat, 16 Agustus 2013.
Menurut Fidiansjah, pengukuran suhu tubuh ini diperlukan untuk mendeteksi bila ada gejala corona mers yang diderita jamaah haji. Gejala itu misalnya suhu badan tinggi dan batuk berkepanjangan. Tak hanya mengecek suhu tubuh, kementerian juga akan melakukan pemantauan intensif pada jamaah haji yang pulang ke tanah air selama 14 hari penuh.
Pemantauan intensif kata Fidiansjah diperlukan untuk memastikan bahwa sekitar 168.800 ribu jamaah haji yang berangkat ke Arab Saudi pada musim haji Oktober mendatang tak membawa bibit Corona Mers ke tanah air. "Ini untuk memastikan keselamatan seluruh masyarakat Indonesia."
Saat ini Arab Saudi masih menjadi daerah endemi virus Corona. Sejak ditemukan di Arab Saudi pada September 2012 lalu, badan kesehatan dunia (WHO) telah mengkonfirmasi terdapat 24 kasus penderita Novel Corona Virid dengan kasus meninggal sebanyak 16 kasus. Angka ini menurut Fidiansjah sangat berbahaya. "Rasio kematiannya di atas 50 persen, jangan sampai jamaah kita berpotensi membawa penyakit ke Indonesia."
Selain menyiapkan alat uji suhu tubuh, di setiap embarkasi, Kemenkes juga menyiapkan rumah sakit rujukan di hampir setiap kota. Jumlahnya lebih dari 100 rumah sakit rujukan. Setiap rumah sakit sudah diminta menyiapkan ruangan bila sewaktu-waktu ada jamaah haji yang terdeteksi membawa virus corona. Pasien akan langsung diisolasi dan mendapat penanganan medik khusus. "Ruangan harus standby, jadi tak menunggu dulu ada kasus baru disiapkan."
Selain ruangan khusus, Kemenkes juga terus memberi pembekalan pada petugas di rumah sakit rujukan. Pembekalan kata Fidiansjah relatif mudah karena penanganan serupa pernah diberlakukan saat ada bahaya flu burung. "Sistem ini bukan sesuatu yang baru. Sistemnya sudah ada, dan sudah bisa dilakukan. Hanya tinggal mengalokasikan ruangan. "
IRA GUSLINA SUFA
Topik terhangat:
Suap SKK Migas | Sisca Yofie | Rusuh Mesir | Arus Balik Lebaran
Berita lainnya:
Daftar Konser Akhir Tahun di Jakarta
Karyawati Dijambret di Palmerah
6 Selebriti dengan Masa Pernikahan Tersingkat
Mengapa Rumah Tipe 21 Kurang Peminat