Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

17 Tahun Pembunuhan Udin, Ini Kisah Keluarga

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Majelis hakim menerima gugatan perdata dari Alinasi Jurnalistik Independen (AJI) atas pembunuhan wartawan Bernas, Udin, di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, 26 Maret 2003. TEMPO/Lourentius EP
Majelis hakim menerima gugatan perdata dari Alinasi Jurnalistik Independen (AJI) atas pembunuhan wartawan Bernas, Udin, di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, 26 Maret 2003. TEMPO/Lourentius EP
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Samsu Muin Harahap masih menyimpan banyak memori tentang teror mencekam yang dialami keluarganya 17 tahun lampau. Saat itu, salah satu adik Wartawan Bernas, Fuad Muhammad Syafrudin alias Udin, yang meninggal pada 16 Agustus 1996 setelah koma tiga hari akibat dihajar orang tak dikenal, tersebut belum lama mengenyam bangku kuliah.

"Bagi kami (keluarga Udin), tulisan-tulisan penak jamanku tho (Slogan bergambar wajah Soeharto dengan tagline "Piye Kabare? Penak Jamanku Tho?") tidak benar. Tetap enak sekarang (pasca reformasi)," kata Muin. Dia mengatakan ini ketika mengenang kakaknya di sela ziarah ke makam Udin yang digelar Koalisi Masyarakat Untuk Udin (K@mu) untuk memperingati 17 tahun pembunuhan Wartawan Harian Bernas itu di Kompleks Pemakaman Dusun Gedongan, Desa Trirenggo, Bantul pada Jumat, 16 Agustus 2013.

Muin belum lupa, di hari ke-97 pasca Udin meninggal, ada 30-an massa memakai tutup muka dan membawa senjata tajam menggeruduk rumahnya. Rombongan massa itu memang tidak menyerbu rumah keluarga Udin. Mereka hanya berkali-kali menggeber raungan gas motor di jalanan depan halaman rumah keluarga Udin. "Itu salah satu teror paling mencekam bagi kami," ujar Muin.

Menghadapi teror itu, Muin dan dua saudaranya hanya berdiri di depan rumah sambil menenteng senjata tajam. Meskipun di dalam rumahnya puluhan kerabat dan tetangga keluarga Udin juga bersiaga, mereka tidak berniat keluar dari pekarangan untuk menyerbu massa itu. "Banyak teman mewanti-wanti agar tidak keluar pekarangan rumah begitu ada massa datang. Khawatirnya, sekali kami keluar, langsung bisa dipidanakan dengan tuduhan penghadangan," kata Muin.

Saking seringnya teror datang, Muin dan kerabatnya terpaksa giliran berjaga pada malam hari di sekitar gerbang masuk kampung yang menjadi satu-satunya akses menuju rumah Udin dari jalan raya. Kata Muin mereka biasa memantau situasi saat malam dari kompleks pemakaman tempat Udin dikubur, yang tak jauh dari gerbang kampungnya. "Kami pantau orang mencurigakan yang keluar masuk kampung dan mengabarkannya ke rumah dengan alat radio amatir," ujar dia.

Muin mengaku tidak ingat lagi berapa lama keluarganya menghadapi situasi mencekam seperti itu. "Waktu itu, saya sampai terbiasa tidur merangkul pedang," ujar dia.

Bagi Muin, pengalaman pasca Udin terbunuh itu merupakan bukti negara pernah tidak memberikan perlindungan kepada keluarganya. "Kami pernah tidak menerima perlindungan dari negara, sekaligus belum diberi keadilan huum hingga kini," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Muin keluarganya tidak hanya mengalami teror pasca kakaknya meninggal, tapi juga indikasi manipulasi hukum oleh aparat negara. Hingga kini, dia menganggap polisi sebenarnya sudah memiliki cukup bukti untuk menangkap semua pelaku pembunuh Udin.

Istri Udin, Marsiyem, kata Muin, sudah memberi keterangan sketsa wajah semua tamu yang mendatangi rumahnya beberapa saat sebelum Wartawan Bernas itu roboh bersimbah darah pada 13 Agustus 1996. Namun, polisi justru menetapkan Iwik sebagai tersangka sehingga memunculkan kesimpulan pembunuhan Udin berlatar perkara perselingkuhan. "Jelas-jelas bukan dia (Iwik), kami yakin kang Udin dibunuh karena berita-beritanya," ujar Muin.

Menurut Muin, meski telah berlarut belasan tahun hingga kasusnya terancam kedaluwarsa pada 16 Agustus 2014 mendatang, keluarga Udin tetap menuntut keadilan. Harapan ini, kata dia tak pernah surut meski ayah Udin, Wagiman telah meninggal dan ibunya, Mujilah, tutup usia beberapa bulan lalu. "Tapi, melihat respon kepolisian selama ini, mungkin hanya keajaiban yang bisa membuat kasus kakak saya tuntas," kata dia.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Topik terhangat:

Suap SKK Migas
| Sisca Yofie | Rusuh Mesir | Arus Balik Lebaran

Terpopuler:
Hal Paling Ganjil Sebelum Sisca Yofie Tewas 

Penyebab Kasus Rudi Rubiandini Versi Jusuf Kalla 

SBY Pidato Kenegaraan dan RAPBN 2014

Ini Komentar Ketua PPATK M. Yusuf Soal Suap Migas 

Saksi: Sisca Yofie Diseret dengan Tangan  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

AJI Kecam Penyerangan Wartawan dengan Air Keras di Bangka Belitung

27 November 2023

Kelompok Jurnalis menunjukkan poster saat melakukan aksi terkait kekerasan terhadap Jurnalis di Taman Aspirasi, Jakarta, Kamis, 26 September 2019. Aksi tersebut dilakukan untuk meminta pertanggung jawaban kepada pelaku kekerasan dan perampasan alat kerja wartawan yang dilakukan oleh oknum Kepolisian. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
AJI Kecam Penyerangan Wartawan dengan Air Keras di Bangka Belitung

AJI mendesak kepolisian untuk segera mengungkap kasus ini dan menangkap pelaku


Kekerasan Jurnalis saat Kericuhan di Dago Elos, Polisi Bandung Bungkam

17 Agustus 2023

Aparat Kepolisian saat teribat bentrok dengan warga Dago Elos. FOTO/twitter
Kekerasan Jurnalis saat Kericuhan di Dago Elos, Polisi Bandung Bungkam

Dua jurnalis mendapat kekerasan saat meliput di Dago Elos. Dipukul di bagian pundak, perut, paha, tangan, rambut dijambak, dan kepala dipentung.


Wartawan Diserang saat Liput Diskusi tentang Golkar, Dewan Pers Dampingi Pelaporan ke Polisi

29 Juli 2023

Anggota tim Satgas Anti kekerasan Dewan Pers, Erick Tanjung (kiri), bersama perwakilan CNN Indonesia, Idaman Putri Erwin (tengah), saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jumat, 28 Juli 2023. Foto: ANTARA/Ilham Kausar
Wartawan Diserang saat Liput Diskusi tentang Golkar, Dewan Pers Dampingi Pelaporan ke Polisi

Sejumlah wartawan diserang saat meliput diskusi tentang Partai Golkar di Restoran Pulau Dua, Senayan


Polda Metro Terima Laporan Dugaan Penganiayaan Jurnalis di Acara Diskusi soal Golkar

27 Juli 2023

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko saat ditemui usai konferensi pers pengungkapan 36 kilogram paket sabu di Depok, Senin, 17 Juli 2023. Tempo/M. Faiz Zaki
Polda Metro Terima Laporan Dugaan Penganiayaan Jurnalis di Acara Diskusi soal Golkar

Sejumlah jurnalis diserang saat meliput diskusi tentang Partai Golkar


Jurnalis Diserang saat Diskusi tentang Golkar, AJI Jakarta Desak Polisi Tangkap Pelaku

27 Juli 2023

Ilustrasi kekerasan. shutterstock.com
Jurnalis Diserang saat Diskusi tentang Golkar, AJI Jakarta Desak Polisi Tangkap Pelaku

Sejumlah jurnalis menjadi korban penyerangan saat meliput diskusi Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) di Restoran Pulau Dua, Senayan


Baru Dieksekusi ke Rutan, 2 Polisi Penganiaya Jurnalis Tempo Dibawa Lagi ke Mapolda Jatim

6 Juni 2023

Seorang jurnalis melakukan aksi teatrikal saat melakukan aksi solidaritas di kawasan Tugu Adipura, Kota Tangerang, Banten, Rabu 31 Maret 2021. Mereka menuntut pihak berwenang untuk mengusut tuntas oknum pelaku kekerasan terhadap wartawan Tempo, Nurhadi dan kasus kekerasan terhadap wartawan lainnya. ANTARA FOTO/Fauzan
Baru Dieksekusi ke Rutan, 2 Polisi Penganiaya Jurnalis Tempo Dibawa Lagi ke Mapolda Jatim

Pemindahan dua tahanan penganiaya jurnalis Tempo ini dikhawatirkan sebagai upaya mengulur masa penahanan.


Laporan Yayasan Tifa: Kekerasan terhadap Jurnalis di Level Mengkhawatirkan

21 Mei 2023

Kelompok Jurnalis menunjukkan poster saat melakukan aksi terkait kekerasan terhadap Jurnalis di Taman Aspirasi, Jakarta, Kamis, 26 September 2019. Aksi tersebut dilakukan untuk meminta pertanggung jawaban kepada pelaku kekerasan dan perampasan alat kerja wartawan yang dilakukan oleh oknum Kepolisian. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Laporan Yayasan Tifa: Kekerasan terhadap Jurnalis di Level Mengkhawatirkan

Jumlah kasus kekerasan terhadap jurnalis per tahun masih di atas 40 kasus.


Dewan Pers Sesalkan Kekerasan terhadap Wartawan di Maluku dan Bengkulu

5 Februari 2023

Penjabat Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu berfoto bersama dengan pengurus Dewan Pers Masa Bakti 2022-2025 usai pertemuan dengan Media membahas Kemerdekaan Pers di Aula Gedung Dewan Pers Lantai 7, Jakarta Pusat. Foto: Tika Ayu
Dewan Pers Sesalkan Kekerasan terhadap Wartawan di Maluku dan Bengkulu

Dewan Pers meminta agar seluruh pihak menghargai kerja-kerja jurnalistik. Dewan Pers tidak bisa melakukan toleransi terhadap kekerasan tersebut.


2 Wartawan Ditembak, 36 Jurnalis Meksiko Tewas sejak Obrador Berkuasa

10 Mei 2022

Dua perempuan ambil bagian dalam protes menuntut keadilan bagi korban kekerasan, di Mexico City, Meksiko 9 Mei 2022. REUTERS/Toya Sarno Jordan
2 Wartawan Ditembak, 36 Jurnalis Meksiko Tewas sejak Obrador Berkuasa

Dua wartawan Meksiko tewas diberondong tembakan, menambah jumlah jurnalis yang tewas di sana menjadi 11 tahun ini dan 36 sejak Obrador berkuasa


Kasus Jurnalis Nurhadi, Dewan Pers Berharap Hakim Akan Beri Putusan yang Adil

12 Januari 2022

Kiri ke kanan, Kemal Gani (Forum Pimpinan Redaksi), Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel Abrijani Pangarepan, Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh, dan Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Dewan Pers Agus Sudibyo, saat mengumumkan persemian task force media sustainability, di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Senin 21 Januari 2020. Tempo/Egi Adyatama
Kasus Jurnalis Nurhadi, Dewan Pers Berharap Hakim Akan Beri Putusan yang Adil

Ketua Dewan Pers M Nuh menyebut Nurhadi telah berjuang untuk menegakkan kemerdekaan pers.