Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Merapi Masih Normal, Belum ada Magma Baru  

image-gnews
Gunung Merapi dilihat dari dusun Kalitengah Lor masih mengeluarkan asap putih setelah hujan abu di kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman, Yogyakarta, Senin (22/7). TEMPO/Suryo Wibowo
Gunung Merapi dilihat dari dusun Kalitengah Lor masih mengeluarkan asap putih setelah hujan abu di kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman, Yogyakarta, Senin (22/7). TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta belum menaikkan status Gunung Merapi dari Aktif Normal menjadi Waspada. Sebab, tidak ada data seismik dan kegempaan yang signifikan.

"Kalau aktivitas Merapi hanya berakhir dengan embusan atau letusan vulkanik, untuk apa dinaikkan statusnya," kata Subandriyo, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta saat ditemui Tempo di kantornya, Jumat, 26 Juli 2013.

Pada 16 Juli lalu, aktivitas kegempaan Merapi meningkat. Puncaknya pada Senin, 22 Juli 2013, Merapi bergemuruh dan muncul hembusan 1.000 meter.

Subandriyo menganggap gejala itu biasa. Dia mencontohkan, Gunung Sakurajima di Jepang, yang sering mengeluarkan embusan, bahkan hampir setiap hari. Juga sering menimbulkan hujan abu di kota-kota di sekitarnya. Namun statusnya tetap Aktif Normal, tidak ada alarm dini untuk menaikkan status.

Fenomena embusan Gunung Merapi yang kadang menimbulkan hujan abu, menurut Subandriyo, adalah hal yang lumrah untuk gunung seaktif itu. Yang penting, kata dia, masyarakat bisa membiasakan diri dan mentaati instruksi, serta waspada sejak dini untuk mengantisipasi dan meminimalisir korban jiwa. "Kalau ada hujan abu, masyarakat menyesuaikan saja. Artinya itu bukan ancaman untuk warga,” katanya.

Aktivitas kegempaan sejak 16 Juli lalu adalah gempa dangkal, terutama, gempa multiphase dan Low-High Frequence (LHF). Puncaknya, embusan asap pada 22 juli, setelah itu selesai.

Dari aspek deformasi, baik dengan Electronic Distance Mesurement maupun Tilt Meter, tidak ada tren peningkatan. Artinya, tidak ada akumulasi tekanan yang menyebabkan penggembungan tubuh gunung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berarti, tidak ada suplai magma baru dalam perut gunung. Karena itu, tidak ada indikasi krisis embusan asap akan berakhir dengan erupsi magmatis. Erupsi magmatis yaitu erupsi yang menimbulkan awan panas. "Dengan demikian tidak cukup alasan untuk menaikkan status menjadi Waspada," kata dia.

Dari hasil evaluasi balai, jika tidak mengarah ke erupsi magmatis, tidak perlu dinaikkan menjadi Waspada. "Kalau status terlalu mudah dinaikkan dan diturunkan, masyarakat justru tidak merespon dengan perubahan status. Kenaikam status berdampak pada kegiatan warga sekitar," kata dia.

Level status Merapi ada empat, yaitu Aktif Normal, Waspada, Siaga, dan Awas. Saat ini, pasca-embusan 22 Juli 2013, aktivitas Merapi landai. Pada 26 Juli hingga pukul 07.00, hanya terjadi satu guguran, tidak ada gempa multiphase, LHF, dan gempa tektonik.

"Untuk aktivitas wisata lereng Merapi masih aman, yang mau naik gunung tidak perlu sampai puncak," kata Lasiman Pecut, petugas pengamatan Gunung Merapi di Pos Kaliurang.

MUH SYAIFULLAH

Berita Terpopuler
Asmara Anggita Sari & Terpidana Freddy Budiman

Anggita Sari: Saya Ibarat Pemanis di Kasus Freddy

Keponakan Hotma Sitompoel Ditangkap KPK

Mourinho: Tim Indonesia Tak Punya Kebanggaan

Ini Biang Kekalahan Indonesia dari Chelsea

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

8 hari lalu

Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

16 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

20 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

24 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, 24 Januari 2024. Data BPPTKG pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di daerah potensi bahaya dan menghimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar serta awanpanas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi yang saat ini berada di tingkat aktivitas Siaga (level III). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.


Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

24 hari lalu

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Jumat petang, 28 Juli 2023. Dok. BPPTKG.
Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

24 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

26 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu, 24 Januari 2024. Menurut data BPPTKG telah terjadi Awan panas Guguran durasi 186.28 detik pada tanggal 24 Januari 2024 pukul 15:56 WIB dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya (kali Bebeng). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.


Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

33 hari lalu

Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Suci Nyepi 1946 Caka, digelar di Kaliurang Park, Pakem Sleman Yogyakarta Jumat 23 Februari 2024. (Dok. Istmewa)
Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

PHDI menggelar Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, di Kaliurang Park, Hargobinangun, Pakem, Sleman


Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

37 hari lalu

Wisatawan menaiki jip lava tour di Kali Kuning, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin, 25 Desember 2023. Wisata lava tour yang menawarkan berkendara menaiki mobil jip menyusuri lereng Gunung Merapi melihat sisa erupsi tahun 2010 tersebut ramai dikunjungi wisatawan saat libur Natal 2023. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyasyah
Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

Gerahnya suhu cuaca di Yogyakarta itu dirasakan warga menyusul makin jarangnya hujan turun terutama di wilayah perkotaan.


Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

45 hari lalu

Serah terima uborampe atau sesaji mengawali Tradisi Labuhan Merapi di Kecamatan Cangkringan Sleman Minggu (11/2). Dok. Istimewa
Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

Upacara adat yang digelar Keraton Yogyakarta ini merupakan tradisi ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan alam