TEMPO.CO, Tasikmalaya - Empat kampung di Desa Sukasari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, terendam banjir setinggi satu meter, Senin pagi, 22 Juli 2013. Banjir disebabkan jebolnya tanggul Sungai Citanduy sepanjang 70 meter dengan tinggi 1,5 meter.
"Tanggul tidak kuat menahan debit air. Tanggul jebol jam 05.00 pagi," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Kundang Sodikin, saat ditemui di lokasi banjir.
Empat kampung yang terendam meliputi Mekarsari, Cicalung, Hegarsari, dan Bojongsoban. Total warga yang rumahnya terendam banjir ada 1.454 jiwa yang terdiri atas 431 kepala keluarga.
"Di Mekarsari ada 396 jiwa yang rumahnya terendam, Cicalung 131 jiwa, Hegarsari 569, dan Bojongsoban 358 jiwa," kata Kundang.
Menurut dia, tidak ada korban jiwa pada peristiwa ini. Kerusakan bangunan rumah juga tidak ada. "Untuk lahan pertanian sudah dipanen jadi tidak ada kerugian. Lahan pertanian yang terendam ada 60 hektar," Kundang menjelaskan.
Baca Juga:
Semua warga di empat kampung itu mengungsi di balai desa, madrasah dan sekolah yang posisinya agak tinggi. "Namun sekarang (Senin siang) yang dipakai mengungsi hanya balai desa. Sudah ada yang kembali ke rumah," ucapnya.
Bulan Januari 2013, dua kampung di desa ini pernah terendam banjir. Namun, banjir kali ini lebih parah. "Dulu (Sungai Citanduy) enggak dibenteng, jadi air cepat surut. Sekarang dibenteng, air susah surut," kata Kundang.
Upaya perbaikan tanggul yang jebol, kata dia, pihaknya akan melaporkan kejadian ini ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy. Karena kewenangan pembangunan tanggul ada di tangan BBWS. "Kita koordinasi dengan BBWS," katanya.
Pemerintah daerah, kata Kundang, sudah menyalurkan sembako kepada warga. Selain itu ada obat-obatan, selimut, dan susu bayi. "Sudah didistribusikan," Kundang menyebutkan.
Bupati Tasikmalaya, Uu Ruzhanul Ulum, yang meninjau lokasi mengatakan penanganan banjir adalah dengan memperbaiki tanggul. Selain itu, Sungai Citanduy harus dikeruk agar tidak meluap saat debit air besar.
"Kalau hanya mengandalkan tanggul, kemampuan tanggul terbatas. Saya minta balai provinsi (BBWS) untuk mengeruk sungai. Karena kalau tidak dikeruk akan terjadi lagi. Ini sudah yang kedua," kata dia.
Ditanya terkait kontruksi tanggul yang dibuat asal-asalan, Uu tidak mau berkomentar. "Itu bukan wilayah saya. Saya sebagai kepala daerah hanya menangani korban banjir saja," ucapnya.
Namun demikian, Uu mengaku akan melaporkan kejadian ini ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat. "Saya akan laporkan," kata dia.
CANDRA NUGRAHA
Berita Ramadan:
Cuaca Ekstrim Jadi Ancaman Arus Mudik
Bimbo Masih Ngamen Saat Ramadan
Stasiun Televisi Berlomba Suguhkan Acara Ramadan
Acara Komedi Ramadan Diakui Masih Favorit