TEMPO.CO, Jakarta - Saat Gunung Merapi mengeluarkan asap putih kecokelatan dan aktivitas meningkat, lebih dari 1.000 warga lereng Merapi di Cangkringan, Sleman, sempat mengungsi. Warga yang mengungsi itu adalah yang masih tinggal dan berada di kawasan rawan bencana III Gunung Merapi.
"Ada dua tempat pengungsian, di Balai Desa Glagaharjo dan Umbulharjo," kata Ajun Komisaris Surahman, Kepala Kepolisian Sektor Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, 22 Juli 2013.
Dari Desa Glagaharjo, warga yang diungsikan sebanyak 650 orang. Mereka adalah warga Dusun Srunen, Kalitengah Lor dan Kalitengah Kidul. Sedangkan dari Desa Umbulharjo ada sebanyak 500 orang yang dievakuasi ke balai desa setempat. Mereka adalah warga Dusun Pangukrejo dan Ngrangkah.
Para warga itu sempat mengungsi di masing-masing balai desa selama lima jam. Selain ada guguran, juga hujan abu mengguyur banyak tempat. Bahkan, hujan pasir di dusun-dusun lereng Merapi. Hujan abu juga terjadi di Kota Yogyakarta. Mobil-mobil yang berada di tempat terbuka terlihat banyak yang tertempel abu vulkanik Merapi.
Warga yang ada di sekitar gunung diminta selalu waspada. Juga para penambang pasir yang masih melakukan aktivitas penambangan di sungai-sungai yang berhulu di Merapi. Sewaktu-waktu Merapi bisa saja erupsi lebih besar. Namun, meskipun aktivitas gunung meningkat, pihak Pusat Vulkanologi masih mengkaji status Merapi. Saat ini status Merapi masih Aktif Normal.
"Kami masih melakukan evaluasi," kata Sri Sumarti, Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta.
MUH. SYAIFULLAH