TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan tingginya angka anak kekurangan gizi disebabkan kurangnya budaya hidup sehat masyarakat. "Banyak keluarga yang belum memahami kebiasaan hidup sehat," kata Nafsiah di kantornya, Rabu, 17 Juli 2013.
Sejauh ini Kementerian terus mendata jumlah riil anak yang mengalami gizi buruk. Dia tak bisa memastikan jumlah anak dengan gizi buruk mencapai 8 juta seperti yang dilansir Deputi Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Nina Sardjunani.
Selasa lalu, Nina mengatakan Indonesia masih menjadi penyumbang angka anak kurang gizi di dunia, yang jumlah totalnya di seluruh dunia mencapai 165 juta. Anak kurang gizi dapat dilihat dari ukuran badan yang pendek dan berat badan yang rendah. Anak-anak yang kurang gizi biasanya lahir dengan berat badan di bawah 2,5 kilogram.
Nafsiah memastikan Kementerian melalui dinas kesehatan akan melakukan langkah aktif memberi penanganan pada anak yang kekurangan gizi. "Kami akan terus temukan mereka dan segera lakukan pencegahan."
Kementerian, kata Nafsiah, tetap melakukan upaya preventif untuk mengurangi anak dengan gizi buruk. Pencegahan dini dilakukan dengan edukasi gizi pada calon ibu. "Selama ini dimonitor terus untuk mencegah anak lahir dengan berat badan rendah," ujarnya.
Program pemberian asupan gizi tambahan juga menjadi salah satu program andalan pemerintah. Asupan diberikan pada ibu hamil dan pemberian asupan gizi tambahan pada anak sekolah.
Kurang gizi yang dialami anak-anak di bawah 2 tahun, kata Nina, biasanya menyebabkan anak gampang sakit. Selain itu, perkembangan tubuh anak hingga dewasa tak optimal, kemampuan motorik rendah, produktivitas rendah, dan kemampuan daya saing juga rendah.
IRA GUSLINA SUFA
Terhangat:
Hambalang | Bursa Capres 2014 | Liverpool di GBK
Baca juga:
Dahlan Iskan Minta Investasi Yusuf Mansur Ditutup
Sutradara Despicable Me Ternyata Anak N.H. Dini
Yusuf Mansur Bantah Investasi Miliaran di Mekah
Jokowi: Nama Saya Siapa? Anak Kecil: Sukowi!