TEMPO.CO, Jakarta - Serda Ucok Tigor Simbolon mengaku gelisah seusai menyerang dan menembak mati tahanan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Cebongan, Yogyakarta. “Gini ya, mas ya, setelah penyerangan itu, normalnya saya sebagai manusia merasa gelisah,” kata prajurit Komando Pasukan Khusus Kandang Menjangan Kartosuro itu kepada Tempo dan Jakarta Post.
Usai kejadian, Tim 9 TNI mendatangi Kandang Menjangan memberi banyak pengarahan mengenai penyengaran tersebut. Menurut Serda Ucok, saat itu tim mengungkapkan bahwa 'dengan kejadian ini semua mata mengarah ke prajurit Kopassus'.
Tim meminta kepada prajurit Kopassus yang terlibat supaya bertanggungjawab sebagaimana seorang prajurit. Ucok pun mengaku dirinya merasa harus bertanggungjawab. Ia mengangkat tangannya, yang diikuti rekan-rekan yang ikut terlibat dalam penyerangan itu.
Sikap temannya itu membuat Ucok merasa mendapat dukungan. Ia menilai temannya tak ingin hanya mengorbankan dirinya. “Tidak mungkin kami menghindar,” kata Ucok. “Ini harga diri satuan kami.”
Ucok merupakan eksekutor kasus penyerangan dan pembunuhan tahanan di LP Cebongan. Pengadilan Militer II-11 tengah menggelar sidang terhadap Ucok bersama 11 terdakwa kasus Cebongan lainnya. Berkas 12 terdakwa itu dibagi dalam empat bagian.
MUH SYAIFULLAH
Topik Terhangat:
Ramadan| Bursa Capres 2014| Ribut Kabut Asap| Tarif Progresif KRL| Bencana Aceh
Berita Terkait
Saksi Cebongan: Deki Bangga Bunuh Anggota Kopassus
Kopassus Terdakwa Cebongan Dinilai Tekan Saksi
Sidang Cebongan Kopassus, Tak Ada Perkembangan