TEMPO.CO, Makassar - Organisasi jurnalis di Kota Makassar mengecam pernyataan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sulawesi Selatan Rusdin Tompo dalam uji publik calon komisioner Komisi Penyiaran Indonesia di Jakarta, Sabtu 29 Juni 2013. Pernyataan Rusdin menurut mereka bisa mengancam keselamatan wartawan yang berstatus kontributor.
"Kami mendesak agar Rusdin Tompo dipecat dari jabatannya selaku ketua KPID Sulawesi Selatan. Dan mendesak KPID Sulawesi Selatan untuk meminta maaf kepada seluruh wartawan kontributor di Makassar," kata Koordinator Advokasi IJTI Sulawesi Selatan Hudzaifah Kadir sabtu 29 Juni 2013.
Menurut Hudzaifah KPID, seharusnya bisa menjadi wadah terdepan untuk mengontrol dan mengawasi kinerja pemberitaan televisi. Namun amanah tersebut justru di nodai dengan menyudutkan kontributor sebagai biang provokator dalam peliputan. Hal ini pun, sangat merugikan pihak kontributor di makassar. Karena masyarakat akan menanggapi pemberitaan itu rekayasa. Padahal itu murni dan fakta dilapangan. Tanpa dikenal dengan adanya settingan. "Kami minta agar DPR-RI menganulir Rusdin Tompo yang saat ini mendaftar sebagai anggota KPI," katanya.
Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Sulawesi Selatan Ano Suparno mengatakan, wilayah Makassar memang rawan dengan tindak kekerasan. Sehingga menarik bagi wartwan baik dari segi isu dan gambar dramatis. Semuanya layak dimuat oleh televisi.
"Bandingkanlah dengan daerah lain yang bentuk kekerasannya lebih ekstrim. Misalnya mutilasi, perampokan disertai pembunuhan sadis, dan pemerkosaan. Di Makassar tidak ada seperti itu," kata Ano.
Menurut Ano, perekrutan kontributor sudah sesuai dengan mekanisme dari masing masing media. Jadi keliru jika dikatakan kontributor bekerjasama dengan pengunjuk rasa. "Harusnya KPID mendesak perusahaan media di Jakarta untuk tidak menerapkan sistem kontributor," katanya.
Persatuan Fotografer Indonesia Kota Makassar juga mengecam keras pernyataan Rusdin. Karena dinilai sangat tidak beralasan dan tidak berdasar. Rusdin pun diminta membuktikan ucapannya.
"Sebagai bagian dari komisi penyiaran, yang mengerti dan harusnya lebih paham kerja wartawan, tidak bisa membuat pernyataan tanpa dasar dan bukti," kata ketu Persatuan Fotografer Indonesia Makassar Ocha Alim.
Ocha meminta Rusdin Tompo menyampaikan permintaan maaf kepada semua wartawan yang ada di Kota Makassar. "Karena sebagai ketua KPID, Rusdin telah menyampaikan perkataan yang tidak wajar kepada publik," katanya.
Agam Qodriansyah koresponden SCTV Makassar mengatakan sangat tersinggung dengan pernyataan Rusdin Tompo. Menurutnya, tidak semua kontributor atau koresponden Makassar mempunyai perspektif atau sudut pandang seperti pernyataan Rusdin Tompo. "Banyak kok hasil karya teman-teman kontributor yang mengangkat berita-berita humanis. Kenapa Rusdin Tompo tidak melihat Hal itu," kata Agam.
Agam mengatakan, kenapa Rusdin tidak mempertanyakan kepada penanggung jawab media nasional di Jakarta soal seringnya berita rusuh dari Makassar dimuat. Karena masalah pemberitaan media nasional masih terpusat di Jakarta. "Saya menganggap pernyataan Rusdin tidak bijak," kata Agam.
Sebelumnya, seperti diberitakan dalam uji publik sebagai calon komisioner KPI Pusat di Jakarta, Rusdin menjawab pertanyaan mengapa pemberitaan di Makassar selalu rusuh. Rusdin mengatakan penyebabnya adalah rekrutmen kontributor Makassar kebanyakan wartawan yang biasanya meliput kriminal. Sehingga pola kerja seperti itu. Kemudian mainan jualan."Tidak menarik kalau tidak rusuh," kata Rusdin.
Rusdin juga mengatakan kebijakan redaksi jurnalis di Makassar, kalau berita tidak tidak rusuh juga tidak akan dimuat. "Akibat faktor tersebut, wartawan dan aktivis kerap bekerja sama dalam menyetting aksi unjuk rasa," katanya.
MUHAMMAD YUNUS
Topik Terhangat
Ribut Kabut Asap |PKS Didepak?| Persija vs Persib |Penyaluran BLSM |Eksekutor Cebongan
Berita Lainnya:
Erick Thohir Segera Akuisisi 40 Persen Saham Inter
Ogbonna Selangkah Lagi ke Juventus
City Incar Top Skor Ketiga Liga Portugal
Blanc Antusias Melatih PSG