TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera mengatakan partainya tak khawatir dengan sidang perdana mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq dalam kasus korupsi impor daging sapi. Bahkan, kata Mardani, partainya sangat menunggu proses pengadilan ini. "Kami berharap sidang ini menjadi pembelajaran," kata Mardani di kompleks Parlemen Senayan, Senin, 24 Juni 2013.
Menurut Mardani, persidangan Luthfi yang berlangsung di pengadilan tindak pidana korupsi, Jakarta merupakan langkah maju dalam pengusutan kasus Luthfi. Partai mengapresiasi proses ini dan berharap penegak hukum, hakim dan jaksa, profesional dalam menyidangkan Luthfi.
PKS pun kata Mardani berharap proses persidangan akan mengungkap semua bukti-bukti dan dugaan yang selama ini berkembang terkait keterlibatan Luthfi. Dengan begitu, publik akan bisa melihat dengan jernih pokok keterlibatan mantan petinggi PKS itu dalam kasus impor daging sapi. "Sikap kami jelas, silakan proses berjalan, di mana terjadi persidangan yang adil agar masyarakat melihat lebih jernih dan lebih jelas."
Dalam kasus suap impor daging ini, Luthfi dituding melanggar Pasal 3, atau Pasal 4, atau Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pemberantasan dan Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. KPK menyatakan kemungkinan besar berkas tindak pidana dan pencucian uang akan disatukan.
Luthfi ditetapkan sebagai tersangka penyuapan setelah KPK menangkap orang kepercayaannya, Ahmad Fathanah, di Hotel Le Meridien. Fathanah diduga merupakan pengatur keluar-masuknya duit untuk Luthfi. Luthfi diduga turut menerima suap sebesar Rp 1 miliar dari dua petinggi perusahaan impor daging sapi, PT Indoguna Utama, yaitu Juard Effendi dan Arya Abdi Effendy. Selain itu, Luthfi dikabarkan telah menerima mobil Land Cruiser dari Komisaris PT Radina Niaga, Elda Devianne Adiningrat.
IRA GUSLINA SUFA
Topik Terhangat
Razia Bobotoh Persib | Puncak HUT Jakarta | Penyaluran BLSM
Berita Terpopuler
Persib vs Persija Batal, Bobotoh Blokir Pintu Tol
Basuki: Jakarta Bukan Hanya untuk Orang Kaya
Macet 'Gila' di Perayaan Ulang Tahun Jakarta