TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf menjamin partainya tak akan mengambil manfaat dari pembagian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang bakal dilakukan pemerintah. "Kami tak akan manfaatkan, selama ini kami juga tak pernah klaim," kata Nurhayati dalam diskusi bertajuk "BBM Naik, Siapa Tercekik," di Warung Daun Cikini, Sabtu, 22 Juni 2013.
Menurut Nurhayati, selama sembilan tahun menjadi partai berkuasa, Demokrat tak pernah menangguk untung langsung dari program pemerintah. Sebelum mencairkan kompensasi kenaikan bahan bakar minyak berupa BLSM, pemerintah sudah melakukan program bantuan sejenis seperti beras miskin, rumah murah, subsidi pupuk, dan bantuan rumah tangga miskin.
Demokrat, kata Nurhayati tak pernah mengklaim bantuan-bantuan itu sebagai hasil kerja Demokrat. "Buktinya elektabilitas kami turun, dan tak terpengaruh program." Dibanding pemilu 2009 lalu, saat ini elektabilitas Demokrat turun dari 21 persen menjadi hanya 10 persen."
Program BLSM yang dikucurkan pemerintah, kata Nurhayati murni merupakan kompensasi atas kenaikan harga BBM. Program ini juga bukan merupakan program Demokrat.
Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat, sudah sepakat mencairkan kompensasi BBM mulai pekan depan. Pemerintah menganggarkan BLSM senilai Rp 150 ribu per bulan selama empat bulan yang dibagi untuk setiap keluarga miskin. Bantuan akan diberikan untuk 15,5 juta Rumah Tangga Sasaran (RTS) dengan total dana sebesar Rp 9,3 triliun.
Selain BLSM, pemerintah juga akan memberikan bantuan dalam program percepatan dan perluasan perlindungan sosial berupa penambahan alokasi Bantuan Siswa Miskin, Beras Miskin, Program Keluarga harapan dan program khusus lain berupa bantuan infrastruktur dasar.
IRA GUSLINA SUFA