TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Moeldoko meminta prajuritnya untuk tak mencontoh jiwa korsa negatif dari kasus penembakan Lembaga Pemasyakatan Cebongan. Dia meminta prajurit mengobarkan jiwa korsa yang positif.
"Jiwa korsa harus tetap ada, kalau hilang sama saja prajurit hilang nafasnya," kata Moeldoko kepada wartawan di lapangan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Jumat, 21 Juni 2013.
Jiwa korsa positif adalah jiwa korsa demi kesatuan TNI. Moeldoko pun menyebut anggota TNI yang main keroyok dalam urusan pribadi bukanlah penganut jiwa korsa. "Kalah berantem terus ajak temannya keroyok, itu jiwa pengecut," tegas dia. (Baca: Jiwa korsa seharusnya di medan tempur)
Jiwa korsa yang sesungguhnya adalah saling melindungi rekan saat bertugas, semisal perang. Kalau rekan tertembak saat perang sebagai prajurit harus menolong. "Bahkan berani korbankan nyawa demi lindungi teman, itu jiwa korsa."
Dua belas anggota Kopassus tersangka kasus pembunuhan empat tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan Sleman, Yogyakarta, menjalani sidang perdana Kamis kemarin di Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta. Penyerangan ke penjara Cebongan diduga sebagai bentuk penerapan jiwa korsa.
Dalam sidang, Oditur Militer mendakwa anggota Kopassus dengan tuduhan pembunuhan berencana, pembunuhan, penganiayaan, dan perbuatan tak menaati perintah atasan. Mereka pun diancam hukuman berat hingga hukuman mati.
INDRA WIJAYA
Terhangat:
Evaluasi Jokowi | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Berita lainnya:
Malam Ini Pengumuman Harga BBM Bersubsidi Naik
Pensil Bluetooth dan Gelang Komunikasi di SBMPTN
Soal Asap, Menkokesra: Singapura Jangan Mengeluh
Ada Soal Luthfi Hasan di Ujian, PKS Protes SMK