TEMPO.CO, Mojokerto - Tokoh Nahdlatul Ulama yang juga bekas Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia KH Salahuddin Wahid menyatakan tak akan mendukung calon presiden bermasalah.
Gus Solah terang-terangan menyebut sejumlah tokoh bermasalah yang berpeluang maju dalam pemilihan presiden 2014 antara lain Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, dan Ketua Umum Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Saya kurang sreg. Wiranto dan Prabowo diduga terkait kasus pelanggaran HAM. Bisnis Aburizal katanya juga disebut-sebut mengemplang pajak," ujar adik KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini saat dihubungi, Rabu, 19 Juni 2013.
Soal dirinya pernah jadi calon wakil presiden mendampingi Wiranto di pilpres 2004, menurutnya itu bukan kehendaknya. "Saya sama sekali tidak komunikasi dengan pak Wiranto," ujarnya.
Menurut Gus Sholah, begitu ia akrab disapa, ketika itu dirinya diminta oleh pengasuh Pondok Pesantren Langitan, Tuban, KH Abdullah Faqih untuk mendampingi Wiranto. "Karena yang minta Kiai Faqih, saya enggak bisa apa-apa," katanya.
Dikotomi tokoh tua dan muda bagi Gus Sholah juga tak menjamin kredibilitas seorang capres. Yang penting dimiliki seorang capres ialah kapasitas, integritas, dan kinerjanya. Yang muda menurutnya belum tentu lebih baik. Sebaliknya, yang tua belum tentu lebih jelek.
Ia mencontohan bekas Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). "JK sudah tua tapi berpengalaman dan bekerja baik, dibuktikan saat ia menjadi wakil presiden," kata pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang ini.
Selain muka-muka lama, Gus Solah juga menyinggung figur alternatif seperti Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan bekas Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.
Menurutnya, meski popularitasnya tinggi, Jokowi terlalu dini untuk maju dalam Pilpres apalagi sebagai capres. "Dia perlu waktu, belum cukup pengalaman. Kalau jadi orang nomor dua (cawapres) sih oke," katanya.
Sedangkan kans Mahfud menurutnya cukup besar maju sebagai capres maupun cawapres. Ini dibuktikan dengan keberaniannya dalam membuat keputusan-keputusan besar dan penting dalam hukum konstitusi negara kita. "Tinggal mencari dukungan partai politik," ujar Gus Sholah.
ISHOMUDDIN
Terhangat: EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Baca Juga:
Mereka Tertolong dengan KJS ala Jokowi-Ahok
Eddies Adelia Kaget Ully Artha Telah Mualaf
Nazaruddin 'Paksa' Kurir Jadi Dirut
Radja Nainggolan: Saya Bukan Tentara Bayaran!