TEMPO.CO, Yogyakarta - Adik Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, Maya Soetoro mengawali rangkaian kunjungannya ke Yogyakarta dengan menyambangi kampus Universitas Islam Indonesia dan Universitas Gadjah Mada pada Senin, 10 Juni 2013. Maya datang ke Yogyakarta bersama rombongan pimpinan Universitas Hawai Manoa (UHM) untuk menghadiri Simposium Pengurangan Risiko Bencana dan Ketahanan Bencana Se-Asia Pasifik yang akan berlangsung selama 13-14 Juni 2013 mendatang.
Materi kuliah ini, juga kembali disampaikan oleh Maya di UGM pada Selasa, 11 Juni 2013 hari ini. Di UGM, dia juga akan menyambangi Museum UGM yang baru saja diresmikan perintisannya pertengahan Mei 2013 lalu.
Agenda resmi pertama Maya dan rombongan pimpinan UHM ialah berkunjung ke UII pada Senin pagi. Di kampus ini, Maya menyampaikan kuliah umum mengenai Pendidikan untuk Perdamaian di depan ratusan mahasiswa dan akademisi kampus tersebut. "Wacana ini tepat dibicarakan di Yogyakarta karena di sini ada pemahaman luar biasa mengenai keberagaman," ujar Maya.
Kata Maya, Yogyakarta memiliki komposisi masyarakat dengan keterikatan identitas yang majemuk. Menurut dia Yogyakarta tak hanya menjadi tempat hidupnya tradisi muslim yang kuat, tapi juga budaya pusaka bercorak campuran Islam, Hindu dan Buddha. "Mitos Nyi Roro Kidul masih dipercaya dan ada dua candi besar dari tradisi Hindu dan Buddha (Prambanan dan Borobudur). Benar-benar kota yang cantik," ujar Maya.
Ia mengatakan intisari konsep "Pendidikan untuk Perdamaian" ialah mengarahkan anak didik agar luwes dalam memandang hubungannya dengan beragam identitas. Dia berpendapat pelajar perlu memiliki perspektif terbuka pada segala bentuk identitas kultural agar mudah memahami persepsi orang lain. "Dunia akan terasa lebih luas bagi para pelajar jika mereka mudah menerima pertukaran perspektif untuk saling melengkapi," ujar Maya.
Ia menilai Yogyakarta bisa menjadi kawasan pengembangan pendidikan multikultural yang potensial karena masyarakatnya terbiasa menghadapi situasi multi identitas. "Di Hawai, saya sering mengajak murid-murid SMA membaca berita online berbahasa Inggris dari seluruh dunia agar membuka wawasan mereka tentang budaya lain," ujar pemerhati resolusi konflik yang mengajar di SMA dan Universitas Hawai Manoa itu.
Menurut Maya, pengembangan pendidikan berorientasi perdamaian akan mencetak generasi muda yang adaptif terhadap strategi resolusi konflik. Pelajar, kata dia, harus belajar membangun konstruksi identitas diri yang kompleks agar mudah beradaptasi di komunitas masyarakat mana pun. "Dengan begitu tidak ada konflik yang susah diselesaikan, semua bisa dicari resolusinya dan ditransformasikan," ujar Maya.
Saat mendampingi Maya di UII, Rektor Universitas Hawai Manoa, Profesor Greenwood mengatakan kampusnya sangat tertarik untuk meningkatkan kerja sama dengan kampus-kampus di Yogyakarta. Di UII, Greenwood mengatakan akan ada pembicaraan perluasan kerja sama. Sementara di UGM akan ada peresmian perjanjian kerja sama kedua kampus beda negara ini. "Sampai sekarang belum banyak mahasiswa Indonesia di UHM, dari UII saja baru tiga," kata dia.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Taufiq Kiemas |Cinta Soeharto Bangkit?| Pemukulan Pramugari Sriwijaya| Penembakan Tito Kei
Baca Juga:
Taufiq Kiemas dan Kacamata Budiman Sudjatmiko
Jokowi 'Diam' Melayat ke Rumah Duka Taufiq Kiemas
Pemukul Pramugari Tidak Dikenakan UU Penerbangan
Perjalanan Politik Taufiq Kiemas
Mega Tunjuk Sulungnya Beri Sambutan untuk Kiemas
Ini Dia Anak Alay yang Ada di Dahsyat