TEMPO.CO, Ternate - Gubernur Maluku Utara Thaib Armayn mengatakan salah satu hambatan program keluarga berencana adalah kurangnya pengetahuan masyarakat. Banyak yang menganggap KB hanya sekedar menekan jumlah kelahiran. "Padahal tujuannya bukan hanya itu, tapi mengatur keluarga agar sejahtera dan mengurangi kemiskinan," katanya di Ternate, Senin, 3 Juni 2013.
Salah satu penyebab ketidakpahaman ini, kata Thaib, adalah kurang meratanya pembangunan infrastruktur. Di Maluku Utara, Thaib mengatakan, cukup sulit menyebarkan informasi karena luasnya wilayah. "Provinsi kami berupa kepulauan, ada 805 pulau," ujarnya.
Pemerataan penduduk di Maluku Utara juga masih kurang. Thaib menyebutkan, saat ini kepadatan penduduknya hanya 20 jiwa per kilometer. Thaib berharap semua unsur harus terlibat. "Supaya masyarakat tahu tujuannya untuk apa dan timbul kesadarannya," kata Thaib.
Thaib menjelaskan, infrastruktur di Maluku Utara masih banyak kekurangan. Terutama perhubungan laut, infrastrukturnya harus dibuka untuk mengundang investor dan menambah tenaga kerja. "Kami juga berharap dari transmigrasi, kami butuh sumber daya manusia di sektor produktif," ucapnya.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sudibyo Alimoeso mengatakan, tidak ada diskriminasi dalam program keluarga berencana. "Kami juga menjangkau daerah yang sulit," katanya. Ia mengatakan, program KB tidak bisa mengandalkan pelayanan yang statis, karena partisipasinya akan rendah.
TRI ARTINING PUTRI