TEMPO.CO, Pekanbaru - Tidak selalu para anggota geng motor itu jahat. Memang jika sudah berkumpul kawanan pengendara motor ini selalu saja buat kerusuhan, bahkan penganiayaan.
Namun dibalik tindakan mereka yang beringas itu, tersimpan suatu kelembutan di hati
masing-masing mereka.
Geng motor yang ada di Pekanbaru di dominasi anak remaja yang berstatus masih pelajar.
Kepada Tempo, beberapa orang dari mereka mengaku bergabung dengan geng motor hanya
sekedar ajang mencari teman, menyalurkan bakat terpendam olahraga balap motor dan free style atau hanya sekedar kongkow-kongkow bareng. Namun pada akhirnya terjerumus ke dunia
kriminal akibat desakan para senior mereka, juga kerap perselisihan antar geng yang
berujung bentrok.
Para orang tua pun tidak mengetahui apa sebenarnya dilakukan anak-anak mereka di luar
rumah. Di mata keluarga, mereka anak baik, penyayang, ada yang berprestasi di sekolah
bahkan menjadi tulang punggung keluarga. Para orang tua mengaku anak-anak mereka terpengaruh lingkungan jahat.
Contohnya, Mardiah, 49 tahun - bukan nama sebenarnya - tak kuasa menahan sedih ketika anaknya RD, 17 tahun, ditangkap polisi. Ia seakan tak percaya buah hatinya itu terlibat dalam sindikat geng motor yang saat ini gencar diperbincangkan karena keganasan mereka. Apalagi, mendengar pemberitaan media massa berulang kali mengatakan anaknya adalah pengikut siraja geng motor Klewang. "Kami tidak mau lagi beli koran atau nonton tv," katanya.
Menurut Mardiah, RD anaknya dikenal baik dan penurut, ia merupakan siswa berprestasi di
sekolahnya di salah satu Madrasah Negeri di Pekanbaru, RD juga selalu menjadi juara kelas. Di sekolahnya, RD dikenal sebagai siswa yang aktif mengikuti ekstrakurikuler, ia pernah
menyumbangkan medali emas bagi sekolahnya dalam cabang olahraga bola Voly pada Pekan Olahraga Pelajar di Riau. Tidak heran RD menjadi siswa kesayangan para guru di sekolahnya. "Gurunya seakan tidak percaya, mendengar RD tertangkap" ujarnya.
Mardiah mengakui anaknya RD sangat gemar dengan balapan motor. Namun ia sering mengingatkan kepada anaknya untuk tidak mengikuti balapan liar. Biasanya sepulang sekolah RD jarang keluar rumah, "Pulang sekolah itu dia tidur atau nonton tv," katanya.
RIYAN NOFITRA
Topik terhangat:
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha |Fathanah
Baca juga
EDSUS GENG MOTOR
Calon Kapolri Bocor, Kompolnas Protes Komnas HAM
Adik John Kei Tewas Ditembak
Inter Dibeli Erick Thohir, Ini Komentar Zanetti
SBY Dapat World Statesman Award, Beri 4 Janji