TEMPO.CO, Jakarta - Setelah sempat diterpa kritik dari pemerhati demokrasi dan hak asasi manusia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya menerima penghargaan World Statesman Award dari organisasi spiritual berbasis di New York Appeal of Conscience Foundation pada Jumat 31 Mei 2013, di Hotel Pierre, New York, Amerika Serikat.
Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Rabbi Arthur Schneier dan disaksikan mantan Menteri Luar Negeri AS, Henry Kissinger.
Dalam salinan pidato SBY yang diperoleh Tempo, SBY menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia selalu berupaya menjaga toleransi beragama dengan membuka kesempatan umat agama apapun mendirikan tempat ibadahnya sendiri.
"Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 255.000 mesjid. Kami juga memiliki lebih dari 13.000 pura Hindu, sekitar 2.000 kuil Budha, dan lebih dari 1.300 kuil Konghucu. Dan—hal ini mungkin akan mengejutkan—kami memiliki lebih dari 61.000 gereja di Indonesia," kata SBY panjang lebar. Jumlah itu, kata SBY, lebih banyak dibandingkan gereja di seluruh Inggris Raya atau Jerman.
SBY lebih lanjut menjelaskan kalau sebagian besar tempat-tempat ibadah ini dapat ditemui di sepanjang jalan yang sama.
"Kami akan berusaha memastikan bangsa kami yang terdiri atas ratusan kelompok etnis, serta semua umat beragama—Muslim, Kristiani, Hindu, Budha, Konghucu, dan kepercayaan lainnya—dapat hidup berdampingan dalam kebebasan dan persaudaraan," katanya.
SBY memastikan Indonesia "akan senantiasa menjadi negara dimana terdapat rumah tempat ibadah yang berlimpah." Pernyataan ini seperti jawaban SBY atas kritik bahwa umat Kristiani di Indonesia sekarang sulit mendirikan gereja. Kasus GKI Yasmin di Bogor dan Gereja Filadelfia di Bekasi memang disorot luas di media massa.
RILIS | WD
Topik Terhangat:
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah
Berita Terpopuler:
Mahfud MD: HMI Jangan Korupsi!
Ahok: Ancol Musti Kalahkan Sentosa Island
Begini Aksi Fathanah Curi Dokumen KPK
Mourinho Teken Kontrak di Chelsea 4 Tahun
Begini Awal Hilangnya Anggota Marinir di Aceh Timur