TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan kebebasan beragama telah dijamin konstitusi sejak Indonesia merdeka. "Meskipun perjalanan kehidupan bangsa mengalami pasang-surut dan juga amat dinamis, pada hakikatnya harmoni dan toleransi antarumat beragama dapat kita wujudkan," kata SBY, di Jakarta International EXPO, Kemayoran, Ahad, 26 Mei 2013.
Menurut dia, para pemimpin agama di Indonesia telah membawa umatnya pada jalan kebenaran. Bahkan, ia menambahkan, kalangan masyarakat dunia menilai Indonesia sebagai contoh dalam hal harmoni dan toleransi antarumat beragama di dunia.
Baca Juga:
Meski begitu, SBY mengakui bahwa masih ada kalangan tertentu di negeri ini yang belum sungguh-sungguh menerima perbedaan paham dan pandangan dalam kehidupan beragama. "Ada segelintir orang yang masih tetap memaksakan pandangan dan kehendaknya," ujarnya. "Masih ada segelintir orang yang memiliki sikap yang tidak toleran."
Atas situasi ini, menurut SBY, pemerintah pusat dan daerah, aparat penegak hukum dan keamanan, para pemuka agama dan organisasi keagamaan, hingga media massa dan masyarakat luas, memiliki kewajiban untuk terus memberikan pencerahan dan pemahaman lebih jelas kepada mereka yang memiliki sikap seperti itu.
"Negara, sesuai dengan wewenang yang dimiliki, akan terus menjalankan konstitusi untuk melindungi hak-hak warga negara dalam menjalankan ibadah dan kepercayaannya masing-masing," ucap mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan ini.
Menurut SBY, jika terjadi ketegangan dan konflik akibat pemahaman agama yang berbeda, diperlukan sebuah upaya bersama untuk mengelola dan mengatasinya. Ia berharap para pemuka agama dan organisasi keagamaan memiliki tanggung jawab yang sama untuk mengatasi dan mencari solusi atas masalah tersebut.
"Semua kelompok yang berbeda paham dan keyakinan juga memiliki tanggung jawab untuk memelihara harmoni sosial," kata SBY. Ia menyatakan, semua orang hendaknya bisa menghormati keyakinan yang dimiliki kelompok lain. "Saling pengertian dan saling penghormatan merupakan norma dasar dalam masyarakat yang majemuk."
Menurut dia, sikap tidak toleran harus dikikis dan dihilangkan dengan cara membangun dialog yang setara. "Bukan dengan menyebarkan permusuhan dan kebencian, apalagi kekerasan," ujar SBY.
Ia mengatakan, tidak perlu dan tidak boleh terjadi pertentangan antara yang disebut sebagai minoritas dan mayoritas. "Semua adalah komponen bangsa kita yangg harus hidup bersama dengan rukun dan damai serta saling menghormati," ucapnya.
PRIHANDOKO
Terhangat:
Darin Mumtazah & Luthfi | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha
Baca juga:
Ini 32 Anggota DPRD DKI Interpelator Jokowi
Lepas Empat Istrinya, Ini Perasaan Eyang Subur
Neymar Sudah Jadi Milik Barcelona