TEMPO.CO, Palu - Juru bicara Polda Sulawesi Tengah Ajun Komisaris Besar Soemarno mengatakan polisi belum bisa mengidentifikasi pelaku dan motif penembakan ini karena barang bakti yang ada minim. Selain itu pada saat penembakan hanya sopir korban Agus Zakaria yang melihat.
"Kami berupaya mencari barang bukti yang mungkin tertinggal di lokasi kejadian," kata Soemarno. Ia menduga senjata yang digunakan oleh pelaku adalah senjata yang biasa digunakan pada permainan perang-perangan ala airsoft gun karena karena jika menggunakan senjata api, maka kecil kemungkinan korban bisa selamat, apalagi ditembak dalam jarak dekat.
"Berdasarkan informasi yang diperoleh, suara tembakan itu relatif kecil, dan nyaris tidak terdengar," katanya.
Pada Jumat malam, 24 Mei lalu 2013, Kepala Cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) Palu, Edison Tampobulon, 51 tahun, ditembak orang tak dikenal (OTK) saat pulang ke rumah jabatannya di Jalan Suprapto Kelurahan Besusu Tengah Palu Timur .
Akibat penembakan itu, korban terluka di telapak tangan kiri tembus hingga mengenai pipi kiri. Korban kini dirujuk ke Jakarta untuk mendapat perawatan intensif setelah dilarikan ke rumah Undata Palu. Edison kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Budi Agung.
Agus Zakaria sopir korban kepada sejumlah wartawan di Polres Palu menuturkan, saat kejadian dia hendak mengantar pulang pimpinannya dengan menggunakan mobil dinas sedan Corolla bernomor polisi DN 8 RI . Saat melintas di Jalan Suprapto sebuah mobil avanza memepet mobil korban dan meminta sopir menghentikan kendaraan.
"Kami diminta berhenti. Tiba-tiba salah seorang pelaku melepaskan tembakan sebanyak tiga kali kearah pimpinan saya," ungkap Agus.
Menurut Agus, dia melihat ada dua pelaku yang turun dari mobil Avanza dan yang seorang menggunakan penutup mulut yang menembak bosnya.