TEMPO.CO, Surabaya-Puluhan massa pengunjuk rasa menghadang truk pengangkut bahan bakar minyak milik PT Pertamina di Wonokromo, Surabaya. Mereka menyandera sopir dan truk tanki BBM tersebut.
Mendapat laporan aksi penyanderaan, PT Pertamina segera menghubungi Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya untuk membebaskan sandera. Tak berapa lama tiga unit truk pengendalian massa (Dalmas) Kepolisian,12 unit Ranmor roda dua dan 120 personel polisi segera meluncur ke tempat kejadian perkara.
Massa sempat melawan, tapi polisi berhasil membebaskan sopir dan truk pengangkut BBM. "Tersangka langsung dibawa ke Malporestabes Surabaya untuk proses lebih lanjut," kata Asisten External Relation PT Pertamina Region Pemasaran V, Rustam Aji kepada Tempo, Rabu 22 Mei 2013.
Kejadian itu bukan sebenarnya. Ini hanya simulasi skenario pertama mengantisipasi potensi rusuh menjelang kenaikan harga BBM. PT Pertamina (Persero) Region Pemasaran V bersama Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya menggelar simulasi penanganan aksi unjuk rasa.
Bertempat di halaman kantor PT Pertamina Region V, tiga skenario simulasi diperagakan personil gabungan dari polisi dan internal Pertamina. Rustam menuturkan, simulasi ini melibatkan tiga unit truk Dalmas, 12 unit ranmor roda dua, satu unit mobil AWC, satu unit mobil public address, satu unit mobil patroli police backbone, anjing pelacak dan lainnya. "Kami memang mengatisipasi kemungkinan tindakan anarkis terkait rencana kenaikan BBM," ucap Rustam.
Tiga skenario yang dilatih antara lain penyanderaan. Skenario kedua, menghindari aksi penimbunan BBM dengan pengamanan SPBU, dan skeranrio terakhir mengantisipasi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM yang ingin mengepung kantor Pertamina. "Menghindari aksi anarkis, Polrestabes menerjunkan 1 regu negosiator untuk negosiasi. Massa pun bisa dikendalikan," kata Rustam.
DIANANTA P. SUMEDI