TEMPO.CO, Pamekasan - Calon bakal gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa menilai adanya dukungan ganda dari Partai Kedaulatan (PK) dan Partai Persatuan Nahdhatul Ummah Indonesia (PPNUI) di pilgub Jawa Timur merupakan upaya sabotase dukungan. "Saya bilang begitu (sabotase) karena saya punya bukti," kata Khofifah usai menghadiri acara Harlah Muslimat NU Pamekasan, Rabu, 22 Mei 2013.
Menurut Khofifah, jauh hari sebelum mendaftarkan ke KPU, dirinya dan tim suksesnya sudah menemui seluruh pengurus DPP dan DPW enam partai pendukungan di antaranya PKB, PKPI, PKPB, PMB, PK dan PPNUI. "Semua sudah satu hati dengan saya," katanya.
Khofifah mengaku tidak kaget dengan upaya penggembosan tersebut. Pada Pertemuan dengan partai pendukungnya di Hotel Dultan belum lama ini, terungkap sejumlah partai pendukungnya ditawari memindahkan dukungan dengan imbalan. "Istilahnya minum obat tiga kali sehari," katanya.
Meski demikian, Khofifah tetap optimistis dukungan yang sah dari PK dan PPNUI adalah untuk dirinya. Khofifah mengingatkan lawan politiknya agar tidak mencederai nilai demokrasi yaitu kebebasan menentukan dukungan. "Doakan saja yang terbaik, insya Allah ada jalan," ujarnya tenang.
Jika nantinya KPU Jawa Timur menyatakan dukungan yang sah dari PK dan PPNUI adalah untuk pasangan Karsa (Soekarwo-Saifullah Yusuf), langkah Khofifah bisa terganjal karena kurang syarat dukungan. Tanpa dukungan PK dan PPNUI, total suara partai pendukungan Khofifah yakni PKB, PKPI, PKPB dan PMB hanya 14 persen, sementara syarat maju di pemilihan gubernur Jawa Timur adalah 15 persen suara. "Saat saya mendaftar total dukungan kepada saya sudah melebihi syarat yakni 16,91 persen," kata dia.
MUSTHOFA BISRI