TEMPO.CO, Jakarta --Mendekati hari pencoblosan tanggal 15 Mei nanti, pertarungan dua kandidat gubernur dan calon gubernur Bali yaitu pasangan Puspayoga–Dewa Sukrawan dan Made Mangku Pastika–Ketut Sudikerta berlangsung cukup ketat. Di media sosial, kedua pasangan ini ramai dibicarakan publik.
Menurut pantauan lembaga monitor dan analisis media sosial "PoliticaWave", setiap hari terjadi hampir 2.000 percakapan mengenai kedua pasangan calon pemimpin Bali itu. Tapi tentu saja ada yang lebih mendominasi.
"Dari perspektif media sosial, Pilkada di Bali menarik untuk diperhatikan. Kedua pasangan bersaing ketat, tapi pasangan Puspayoga–Dewa Sukrawan unggul dari segi pembicaraan yang lebih positif dibandingkan pasangan Made Mangku Pastika–Ketut Sudikerta," kata Direktur PoliticaWave, Yose Rizal, melalui siaran pers, Jumat, 10 Mei 2013.
PoliticaWave melakukan pemantauan dan prediksi berdasarkan empat elemen, yaitu Share of Citizen, Share of Awareness, Trend of Awareness, dan Candidate Electability. Menurut Yose, para pendukung Puspayoga–Dewa Sukrawan lebih aktif di media sosial daripada pesaingnya.
Pada elemen Share of Awareness, Puspayoga–Dewa Sukrawan memimpin dengan persentase sebesar 54.8 persen. Sama halnya untuk elemen Share of Citizen, pasangan ini juga memimpin dengan persentase sebesar 50,5 persen. Dari Sentimen Index pun, pasangan yang diusung PDI Perjuangan ini dibicarakan lebih positif daripada pasangan Made Mangku Pastika – Ketut Sudikerta, dengan nilai Sentimen Index sebesar 4,74.
"Berdasarkan pengamatan PoliticaWave pada Pilkada yang lain, umumnya pasangan kandidat yang memenangkan Pilkada adalah mereka yang memimpin pada empat elemen tersebut," kata Yose.
MUNAWWAROH
Terhangat:
Teroris | Edsus FANS BOLA | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Baca juga:
Ahok Kembali Tegaskan Konsep Jakarta Smart City
Kampung Deret Pertama Jokowi Ada di Petogogan
Ahok: Komnas HAM Tidak Paham Keadilan
Ahok: Pemprov Tak Perlu Datang ke Komnas HAM