TEMPO.CO, Jakarta -Denyut terorisme di Indonesia seakan tak ada habisnya. Setelah pentolan aksi pengebomaan beberapa daerah di Indonesia, Dr. Azahari dan Noordin M. Top, tewas, geliat itu masih terus terasa. Selama kurun waktu setahun terakhir sudah banyak para terduga teroris yang ditangkap. Dari para terduga teroris tersebut, diketahui mereka telah merencanakan aksi teror serupa, seperti yang telah dilakukan pendahulunya. Di antara mereka ada yang ditangkap hidup-hidup dan adapula yang tewas.
Berikut data olahan Tempo mengenai perburuan teroris selama setahun terakhir:
9 Februari 2012
Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Antiteror menemukan senjata laras panjang di dalam Hutan Universitas Indonesia (UI), sekitar pada pukul 15.00 WIB. Senjata tersebut diduga hasil rakitan. Keberadaan senjata tersebut diketahui dari pengakuan tersangka teroris Mulyadi, 35 tahun yang mengaku menanam senjata, pistol, dan beberapa butir peluru bersama temannya Beni.
18 Maret 2012
Densus 88 Antiteror menembak mati lima teroris di dua lokasi, kawasan Sanur, yakni Jalan Gunung Soputan dan Jalan Danau Poso. Pelaku tewas diidentifikasi berinisial HN, 32 tahun, dan AG, 30 tahun. HN adalah warga Bandung, buron perampokan bank CIMB Medan. AG, 30 tahun, warga Jimbaran, Bali. Keduanya diringkus di Gunung Soputan. Tiga orang lagi, yaitu UH dan Dd, 27 tahun, asal Bandung serta M, 30 tahun, asal Makassar diringkus di Jalan Danau Poso 58.
30 Maret 2012
Kepolisian menggerebek dan menangkap di tempat tinggal tersangka teroris di Jombang, Tanggerang Selatan. Saat hendak ditangkap, tersangka melawan dengan menembaki polisi. Dua orang yang diduga anggota teroris meninggal dalam baku tembak tersebut.