TEMPO.CO, Jakarta - Peringatan Hari Buruh Internasional, May Day, pada Rabu, 1 Mei 2013, di Kota Medan, Sumatera Utara, diikuti sekitar 6.000 pengunjuk rasa. Massa menggelar aksi di Lapangan Merdeka, depan gedung DPRD Sumatera Utara, dan kantor Gubernur Sumatera Utara.
Sejak sehari sebelumnya, gedung pemerintahan dan legislatif telah dijaga personel kepolisian. Pagar kawat juga dipasang di depan pintu masuk DPRD Sumatera Utara, Jalan Imam Bonjol, Medan.
Salah satu kelompok pengunjuk rasa yang berdemonstrasi menamakan diri Front Perjuangan Rakyat Tertindas. Mereka mengaku merupakan aliansi dari 28 organisasi buruh, profesi, dan lembaga kemanusiaan.
Dalam orasi politiknya, mereka menyerukan penolakan atas rencana kenaikan harga bahan bakar minyak. "Tolak kenaikan harga BBM karena menyengsarakan kaum buruh, kaum rakyat miskin kota!" teriak massa.
Total ada 20 poin tuntutan massa Front Perjuangan Rakyat Tertindas, di antaranya kenaikan upah buruh, penghapusan sistem kontrak dalam pekerjaan, menolak kenaikan harga bahan bakar minyak, serta mempertegas hubungan kerja antara perusahaan media dan koresponden (kontributor) di daerah.
Saat puncak aksi, anggota DPRD Sumatera Utara, Berlian Mochtar, menemui massa. Dia menyanggupi keinginan massa untuk mengirimkan pernyataan sikap Front Perjuangan Rakyat Tertindas kepada DPR RI dengan menggunakan fasilitas faksimile DPRD Sumatera Utara.
SOETANA MONANG HASIBUAN
Topik Terhangat:
Harga BBM | Susno Duadji | Gaya Sosialita | Ustad Jefry | Caleg
Berita Terpopuler:
Di Persembunyian, Susno Punya Pengawal
Istri Eyang Subur Mengadu Ke Komnas Perempuan
Kerusuhan Musi Rawas Berlanjut, Dua Polsek Dibakar
Protes Lelang Jabatan, Lurah Warakas `Diserbu`
May Day, Ini 7 Tuntutan Buruh