TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, ikut menyuarakan aspirasi buruh menolak kenaikan harga BBM. Dikhawatirkan kenaikan BBM akan berdampak pada kenaikan harga kebutuhan masyarakat.
Rieke mengatakan, wacana kenaikan BBM subsidi jenis Premium pada 2012 lalu sudah berakibat terhadap kenaikan harga mencapai 40 persen, padahal kenaikan itu belum sempat direalisasikan secara utuh. “Apalagi kalau jadi naik,” katanya saat diwawancarai di depan Gedung Grahadi Surabaya, Rabu, 1 Mei 2013.
Menurut Rieke, kebijakan pemerintah untuk menaikkan BBM dinilai merugikan masyarakat. Meskipun ada wacana kenaikan harga BBM hanya untuk orang kaya, kenaikan itu akan memberikan efek domino. “Kalau BBM naik, semua kebutuhan pokok akan naik, nanti yang kena imbasnya masyarakat kecil lagi,” ujar perempuan yang pernah mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Barat ini.
Rieke mencontohkan, saat ini Organisasi Angkutan Darat (Organda) sudah berencana untuk menaikkan tarif. Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan harga-harga yang lain juga akan melonjak. Rieke juga mengatakan, diperkirakan harga kebutuhan pokok akan naik mencapai 40 persen. Sedangkan upah buruh hanya meningkat sekitar 20-30 persen, sehingga angka itu tidak sesuai dengan pendapatan yang diperoleh buruh.
“Apa pun alasan pemerintah untuk menaikkan harga BBM, kami akan tetap konsisten menolak kenaikan harga BBM. Sebab, kalau bukan kita, siapa lagi yang akan membela rakyat kecil,” ujar Rieke.
ARIEF RIZKY HIDAYAT
Topik Terhangat:
Harga BBM | Susno Duadji | Gaya Sosialita | Ustad Jefry | Caleg
Berita Terpopuler:
Pengedar Sabu itu Ternyata Perwira Berprestasi
VIDEO Susno Duadji: Saya Tak Akan Lari
Jaksa Waspadai Pengawalan Bersenjata Susno
Kolonel ASB Memakai Sabu Sejak 2004
SBY: Harga BBM Naik kalau Ada Dana Kompensasi