TEMPO.CO, Garut - Suami korban tanah longsor di Garut Elah, Undang, 50 tahun, langsung tak sadarkan diri melihat istrinya terbujur kaku. Begitu juga anggota keluarga yang lain. Mereka menolak jasad Elah diotopsi di Rumah Sakit Umum Daerah dr Slamet Garut. "Kami ikhlas, ini musibah yang sudah ditakdirkan Tuhan," ujar Undang, Selasa, 22 April 2013.
Elah merupakan satu dari tiga korban longsor Garut dua hari lalu. Mereka adalah warga Kampung Pamulaan, Desa Parakan, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Korban tertimbun saat sedang membersihkan kebun garapan di Kampung Puncaklancang, Desa Sukakarya. Para korban itu adalah Juhaenah, 36 tahun, Elah (40), dan Enoh (47).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Garut, Zatzat Munazat, mengatakan, tim gabungan masih mencari dua korban lain. Pencarian kali ini menggunakan dua alat berat bantuan dari Pertamina Kamojang. Ekskavator dan buldoser itu terlebih dulu membuat jalan menuju lokasi longsor di dasar jurang. Pencarian menggunakan alat berat ini akan dilakukan dari titik timbunan longsor paling hilir di atas sungai.
Apabila belum juga ditemukan di dasar sungai, evakuasi dilanjutkan dengan langkah kedua. Dari puncak tebing yang longsor, akan disemprotkan air sehingga timbul longsor kecil yang menyapu timbunan longsor. "Pencarian akan terus kami lakukan selama cuaca di lokasi masih mendukung," ujarnya. (Baca: Mereka Menjadi Korban Longsor Garut)
SIGIT ZULMUNIR
Baca Juga:
Topik Terhangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Kasus Cebongan
Baca juga:
EDISI KHUSUS Preman Jogja
Calon Kapolri Rekening Gendut? PPATK Turun Tangan
Tak Ada Lagi Pentolan Preman di Yogya