Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kain Gendongan Anak di Konferensi Asia Afrika

Editor

Eni Saeni

image-gnews
Sejumlah mahasiswi asing mengenakan pakaian nasional negara mereka di ruang utama Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, dalam rangka memperingati Konferensi Asia Afrika ke 57 (21/4). TEMPO/Prima Mulia
Sejumlah mahasiswi asing mengenakan pakaian nasional negara mereka di ruang utama Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, dalam rangka memperingati Konferensi Asia Afrika ke 57 (21/4). TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Bandung -Masyarakat di benua Asia dan Afrika punya kesamaan soal mengasuh bayi. Terutama dari  pemakaian kain untuk menggendong anak. Keragaman dan keunikan kain gendong itu menjadi salah satu acara peringatan Konferensi Asia-Afrika ke-58 yang sedang dipamerkan di Gedung Merdeka, Bandung, 19-24 April 2013.

Di ruangan atas Gedung Merdeka, dipamerkan sekitar 100 kain tenun dan  batik dari berbagai daerah di Indonesia dan sejumlah suku dari negara lain. Selain berbahan kain, alat menggendong anak itu ada yang terbuat dari kayu keras, seperti dipakai masyarakat Dayak Kalimantan Barat.

Kain gendongan hasil tenunan dari Jawa tergolong klasik, yaitu bercorak lurik dengan warna dominan kecoklatan. Motif garis-garis sepanjang kain, dipercaya sebagai perlambang hujan dan kesuburan. Harapannya jika digendong dengan kain itu, hidup anak kelak akan sejahtera.

Dari daerah Tuban, Jawa Timur, ada jenis kain gendongan batik Sayut Irengan yang bermotif seperti papan catur berwarna hitam atau biru gelap dengan putih alias poleng. Motif itu dianggap bisa menolak bala dan melindungi anak yang digendong.

Ada juga kain Sayut Bangrod yang ujung kainnya sama-sama dipilin dan dianyam menjadi hiasan. Adapun kain gendongan Pekalongan, Jawa Tengah, motifnya banyak dipengaruhi budaya Cina.

Kolektor kain Elsie Sunarya mengatakan, ciri khas kain gendongan Jawa biasanya bergaris pagar di kedua ujung kain. Motif itu dibuat bukan tanpa tujuan. "Ada pengharapan agar anak-anaknya bisa hidup baik," ujarnya, Jumat, 19 April 2013.

Kain gendongan yang terpengaruh budaya Cina, misalnya lokcan dan kilin, memakai motif binatang seperti naga atau burung, serta bunga. Harapannya, anak-anak kelak mewarisi sifat-sifat baik, seperti cakap dan kuat.

Di luar Jawa, masyarakat Papua lebih mengenal noken buat menggendong bayi. Noken bentuknya seperti  tas jaring yang pegangan tasnya dilingkarkan ke kening dan seputar kepala.

Di  masyarakat Dayak Kalimantan Barat menyebut  alat penggendong dengan Ba'Beringaban atau ambinan, lebih keras lagi bahannya. "Kalau tak ada kayu, rotan pun jadi dengan dibentuk hingga berwujud setengah silinder," kata Elsie yang memamerkan kain-kainnya di acara tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gendongan itu berlapis manik-manik dan gantungan cangkang keong berisi sisa tali pusar bayi, lonceng, koin, kerang, dan daun, fungsinya untuk menghalau roh jahat yang berniat mengganggu si anak.

Kain gendongan di  Nusa Tenggara Timur berupa tenun ikat.Begitu pula masyarakat di Serawak, Malaysia,dan erta suku Akha yang tersebar di pegunungan Thailand.

Adapun kain gendongan anak suku Miao dan Bai di Cina lebih kaya ornamen dan motif. Salah satu tekniknya dikerjakan dengan cara seperti batik. Namun alat utamanya bukan canting, melainkan pisau yang ditorehkan ke atas kain berlilin.  "Pisau itu jadi seperti pensil gambar, pembuatannya lebih repot dibanding batik," kata Elsie.

Kain gendong jenis Shuka buatan suku Maasai di Kenya yang berwarna merah terang bergaris hitam membentuk persegi empat, lebih sederhana dibanding kain gendong Kanga. Kain yang juga asal Kenya itu seperti kain-kain pakaian turis pantai dengan beragam warna dan motif seperti orang atau kembang.

Kekhasan kainnya ada di bagian tengah kain sepanjang 1-1,5 meter itu, yaitu rangkaian kalimat pepatah bijak dalam bahasa Swahili. Bunyinya seperti, serakahitu tak berguna, semuanya akan beres kalau saling cinta ke sesama, atau kita semua adalah penumpang dan Tuhan sopirnya.

Cara pakai kain gendong itu umumnya diikat melingkar silang ke tubuh, diikat ke depan atau ke belakang. Sedangkan posisi anak ada yang digendong di depan atau dibelakang. Ibu yang menggendong anaknya di belakang, biasanya para wanita pekerja di luar rumah.

Sebaliknya, para ibu rumah tangga  di Indonesia, cara menggendong anak di depan. "Itu membangun keintiman kuat antara ibu dan anaknya lewat degup jantung, bukan dengan pengasuh seperti zaman sekarang," kata Elsie.


ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

27 hari lalu

Gapura Joyland Festival Bali 2024 di Peninsula Island, Nusa Dua Bali pada Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Intan Setiawanty,
Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.


Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta


Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka
Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.


Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Akmal Nasery Basral. ANTARA
Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.


Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Ilustrasi Polisi Indonesia. Getty Images
Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.


Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Domba peserta kontes Domba Catwalk di Situ Bagendit, Garut, Jawa Barat, 21 Februari 2015. Acara tersebut untuk mempromosikan Domba Garut sekaligus kawasan wisata Situ Bagendit. TEMPO/Prima Mulia
Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.


WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

Pertunjukan seni teater
WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.


Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Karya gambar berjudul
Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.


Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar


Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Pemain teater Syahid berperan dalam teater bertajuk
Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI