TEMPO.CO, Samarinda - Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak, mengatakan secara umum pelaksanaan ujian nasional serentak di daerahnya, Jumat, 19 April 2013, berjalan lancar. Tapi pada persiapannya sempat ada masalah di Kabupaten Nunukan. Menurut Faroek, untuk melengkapi soal ujian, Dinas Pendidikan setempat memfotokopi soal ke Kota Tarakan, yang jaraknya mencapai 35 mil laut.
"Di sana kan kurang, kalau ambil soal yang ada di daerah perbatasan tak mungkin. Terpaksa fotokopi master soal yang ada di Kota Tarakan," kata Awang Faroek Ishak kepada wartawan, saat meninjau pelaksanaan UN di SMA Negeri 1 Samarinda, Jumat, 19 April 2013.
Dengan jalan seperti itu, pelaksanaan UN di Kabupaten Nunukan bisa dilaksanakan hari ini secara serentak. Kabupaten Nunukan merupakan daerah perbatasan RI-Malaysia. Ada sejumlah kecamatan yang berbatasan langsung dengan negeri jiran. Termasuk daerah remote area, sejumlah sekolah di Kecamatan Lumbis dan Kecamatan Simenggaris dan Krayan sudah terlebih dulu mendapatkan soal. Namun untuk daerah kota di Kabupaten Nunukan masih ada 13 sekolah yang belum menerima soal lengkap.
Ketimbang harus mengambil soal dari daerah perbatasan, justru lebih mudah untuk menuju Kota Tarakan. "Kalau ambil soal dari Lumbis atau Simenggaris, biayanya lebih mahal, mending ke Tarakan," kata dia.
Awang Faroek mengatakan untuk mengangkut soal dari Kota Tarakan menuju Nunukan, soal diangkut dengan pesawat Susy Air. "Sudah selesai Kamis pagi, tapi pelaksanaannya memang agak tertunda," kata dia.
Karut marutnya pelaksanaan UN di Kalimantan Timur, Awang Faroek meminta pemerintah pusat segera mengevaluasinya. Dia meminta agar ke depannya pencetakan dipercayakan kepada daerah. "Tak usah risau soal akan bocor, karena kami juga akan menjaga dengan bantuan polisi dan ada pengawas independen," kata Awang Faroek.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Timur, Musyahrim, memutuskan memfotokopi soal ujian karena saat ini sudah tidak ada lagi pencetakan dari pusat. Karenanya sangat tidak mungkin harus menunggu tanpa ada penggandaan soal. "Sekarang kan sudah tak ada lagi pencetakan soal, kalau tak digandakan mungkin kami tak bisa UN," kata dia.
FIRMAN HIDAYAT