TEMPO.CO, Sleman - Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas IIB Sleman, di Dusun Bedingin, Mlati, Sleman, mengevaluasi prosedur penitipan tahanan, terutama jika tahanan titipan yang kasusnya sangat berisiko.
Evaluasi itu didasari atas kasus penyerangan oleh anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) ke LP itu pada Sabtu, 23 Maret 2013 dinihari. Penyerangan itu menewaskan empat tahanan titipan polisi atas kasus pembunuhan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Hugo's Cafe, Selasa, 19 Maret 2013. (Baca: Aksi Penyerangan Penjara Sleman)
"Kami berkoordinasi eksternal secara intensif sesama penegak hukum. Tentang bagaimana prosedur penitipan tahanan," kata Kepala LP Cebongan, Sukamto, Selasa, 16 April 2013.
Misalnya, kata dia, tahanan yang akan dititipkan ke LP itu mengandung kasus istimewa. Seperti tersangka kasus pembunuhan anggota TNI Angkatan Darat. Selain itu, juga kasus-kasus sensitif lain yang membahayakan LP, petugas dan tahanan, serta warga binaan atau narapidana. Sehingga, kata dia, tahanan tidak sekedar dititipkan. Tetapi ada koordinasi yang lebih pasca-penyerahan tahanan untuk penanganan lebih lanjut. "Karena ada kasus yang tergolong isitimewa, maka perlu koordinasi yang baik," kata dia.
Selain itu, kelengkapan CCTV juga alarm yang terkoneksi ke kantor polisi akan dipasang. Tujuannya untuk pengamanan LP yang lebih memadai. Sehingga jika LP dalam keadaan darurat, petugas tinggal memencet tombol alarm. Maka, polisi juga langsung tahu dan ada warning ketika ada tanda darurat.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta Rusdianto menyatakan setelah penyerangan oleh 11 anggota Kopassus itu pihaknya melakukan pemulihan. Baik kondisi LP maupun psikologi tahanan dan warga binaan. "LP Sleman harus segera bangkit lagi pasca-insiden penyerangan," kata dia.
Rusdianto menambahkan, semua petugas LP bangkit melaksanakan tugas pemasyarakatan dan melakukan pembinaan terhadap warga binaan. Upaya pemulihan itu untuk memberikan semangat kepala para petugas LP Cebongan secara khusus dan LP lainnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan pasca-penyerangan itu adalah recovery, optimalisasi internal, dan konsolidasi internal. Juga dilakukan evaluasi terhadap manajemen keamanan LP dan sumber daya manusianya. Selengkapnya soal penyerangan LP Sleman klik di sini.
MUH SYAIFULLAH
Berita Lainnya:
Jika BBM Naik, Ahok Siap Hadapi Demo di Jakarta
Bom Boston Dikemas dalam Panci Tekanan Tinggi
Ini Kesaksian Dirut BTPN Jerry Ng Soal Bom Boston
Pelaku Bom Boston Marathon Diburu ke Ujung Dunia
Bom Boston Marathon tanpa C-4