TEMPO.CO, Banyuwangi - Kepolisian Sektor Siliragung, Banyuwangi, kembali menangkap empat imigran muslim Rohingnya, Myanmar. "Kami tangkap pukul 10.30," kata Kepala Kepolisian Sektor Siliragung, Ajun Komisaris Bakin, kepada Tempo, Senin, 15 April 2013.
Awalnya polisi mendapat laporan dari warga bahwa ada orang asing di wilayahnya. Polisi menemukan keempat imigran itu di jalanan antara Kecamatan Siliragung dan Kecamatan Pesanggaran. Menurut Bakin, keempat imigran laki-laki itu termasuk rombongan 56 imigran yang sebelumnya menginap di Pondok Pesantren Nahdlotul Rokhidin. Saat polisi menggerebek pesantren itu pada 13 April 2013, mereka kabur. Namun, keempatnya memiliki paspor.
Saat ditangkap polisi, kata Bakin, mereka tidak melawan. Bahkan, mereka meminta segera dibawa ke Kantor Imigrasi Jember supaya dapat bergabung dengan keluarganya yang lebih dulu ditangkap. "Mereka ingin segera dikembalikan ke Myanmar." Polsek Siliragung kemudian membawa mereka ke Kantor Imigrasi Jember.
Rafiq, 24 tahun, salah satu imigran yang memiliki paspor, mengaku datang untuk berwisata ke Jakarta dan Surabaya. Bersama lima temannya ia terbang ke Jakarta menumpang Singapore Airlines. Di Surabaya mereka menginap di hotel. Di hotel itu, kata Rafi, mereka berkenalan dengan pemandu wisata yang menawari pengajian di Ponpes Nahdlotul Khodirin, Siliragung. Mereka ke Banyuwangi dengan menggunakan mobil.
Setelah pengajian, mereka turut menginap bergabung dengan rombongan imigran lain. Namun di luar dugaan, mereka ditangkap polisi. "Saya ingin kembali ke Myanmar," kata Rafiq, mahasiswa Universitas Yangon, Myanmar, ini pada Minggu, 14 April 2013 di Banyuwangi.
IKA NINGTYAS
Topik Terhangat:
Serangan Penjara Sleman| Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Berita Populer:
TKW Ini Ditipu dan Dirampok Teman Facebook
Polisi Buru Suami Pembakar Istri di Bogor
Dipergoki, Pencuri Motor Tembak Pekerja Salon
Pekerja Bangunan Temukan Proyektil Mortir