TEMPO.CO, Bogor -Dinas Kesehatan Kota Bogor akan memperketat pengawasan dan pencegahan terhadap kemungkinan masuknya virus flu burung terbaru H7N9 yang kini ditemukan di Cina. Pasalnya pada tahun 2010 lalu, sembilan kelurahan di Kota Bogor merupakan wilayah endemik penyebaran virus H5N1.
Kepala Bidang Penanggulangan Pencegahan Penyakit Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan Kota Bogor Eddy Darma mengatakan, sembilan kelurahan yang menjadi daerah endemis virus flu burung itu diantaranya Kelurahan Cilendek Barat, Cilendek Timur, Kedungjaya, Muliaharja, Tegalgundil, Cimahpar, Cibadak, dan Tanah Baru. "Bahkan 2010 lalu, dua warga Kota Bogor meninggal dunia akibat terkena virus tersebut," katanya.
Eddy mengatakan, dengan ditemukan jenis virus flu burung H7N9 di Cina, Dinas Kesehatan Kota Bogor langsung melakukan antisipasi, karena dikhawatirkan Bogor bisa terserang kembali wabah ini, " Sebelum Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menginstruksikan pencegahan virus flu burung, kita sudah melakukan hal itu," ujar dia.
Khusus sembilan kelurahan yang menjadi endemis flu burung tersebut akan mendapat perhatian serius, baik dalam pengawasan, pencegahan, dan penaganan antisipasi masuknya penyebaran virus yang diduga dapat bermutasi dengan manusia. "Yang kita takutkan virus baru ini juga ditakutkan cepat bermutasi pada manusia dan mewabah kembali," kata dia.
Untuk pemilik unggas terutama peternakan, pihaknya mengimbau untuk memperhatikan hewan ternaknya, dengan melakukan vaksinisasi supaya kesehatan unggas tetap terjaga. "Kita akan kerjasama dengan dinas pertanian Kota Bogor untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait virus baru ini, tukas Eddy.
Pihaknya juga sudah mengimbau semua rumah sakit di Kota Bogor untuk melakukan pemeriksaan secara detail jika ada pasien yang terkena gejala sesak nafas yang disebabkan infeksi paru-paru. " Jika gejala itu sudah ada, jangan dianggap biasa, karena ditakutkan ada indikasi terinfeksi flu burung, dan laporkan pada kami" tukasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Bogor Patri Antariksina mengatakan pihaknya sudah dari awal tahun turun langsung ke lapangan untuk melakukan pengawasan dan memberikan himbauan. "Kami meminta pada masyarakat melaporkan jika ada kejadian kematian unggas mendadak dalam jumlah banyak,"katanya.
M SIDIK PERMANA
Topik terpopuler:
Sprindik KPK | Partai Demokrat | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo |Nasib Anas
Berita lainnya:
Kisah 'Memalukan' Persibo Bojonegoro di Hong Kong
Video 'Damai' di Bea Cukai Bali Muncul di YouTube
Cucu Soeharto Segera Diadili
Usai Diperiksa KPK, Konsultan Pajak Kecebur Got
'Janganlah Sedikit-sedikit Pak Ahok'