TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan belum menemukan cara penanganan yang tepat untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya virus flu unggas jenis baru H7N9 dari Cina. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan virus jenis ini baru pertama kali terjadi menyerang manusia.
"Vaksin untuk jenis ini belum tersedia," kata Tjandra Yoga di kantornya, Senin, 8 April 2013. Menurut dia, virus jenis ini, biasanya H5N1, misalnya, ditandai dengan matinya banyak unggas. Namun, pada jenis baru ini, tutur dia, langsung diketahui pada manusia di Shanghai, Cina, tanpa disertai matinya unggas.
Pemerintah, kata Tjandra, tetap bersiaga meskipun belum ada pasien yang terinfeksi H7N9. Dia sudah membuat surat edaran agar Dinas Kesehatan dan tenaga medis memantau wilayahnya masing-masing. "Jika ada yang sesak nafas segara laporkan dan tangani," kata Tjandra.
Virus flu burung H7N9 telah merenggut enam nyawa di Cina, empat di Shanghai, dan dua lagi di Provinsi Zhejiang.
Sudah ditemukan 18 kasus virus H7N9 di Cina. Delapan dari Provinsi Shanghai, enam dari Provinsi Jiangsu, tiga dari Provinsi Zhejiang, dan satu dari Provinsi Ahui. Sejauh ini belum ada tanda-tanda penularan dari manusia ke manusia.
SUNDARI