TEMPO.CO , Jakarta - Partai Demokrat dikejar tenggat. Paling lambat, 15 April 2013 mereka harus menyerahkan daftar calon anggota legislatif sementara. Masalahnya, daftar itu harus ditandatangani ketua umum dan sekretaris jenderal. Mundurnya Anas Urbaningrum membuat Demokrat harus menggelar kongres luar biasa harus untuk memilih ketua umum yang baru. Menjelang KLB di Bali 30-31 Maret 2013, setidaknya ada tiga kubu yang bersaing memperebutkan posisi yang ditinggalkan Anas. Kubu Cikeas dipimpin Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Sekjen Edhi Baskoro. Kubu lainnya menonjolkan Ketua DPR Marzuki Alie, dan terakhir para loyalis Anas Urbaningrum.
Kubu Anas
Ada dua manuver di kubu Anas Urbaningrum. Yang pertama dari kolega Anas, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Demokrat, Gede Pasek Suardika, melemparkan wacana menjadikan SBY kembali menduduki ketua umum. Menurut Pasek, figur SBY akan menyatukan friksi di internal partai. "SBY bisa menyatukan semua kelompok, kalau ada calon lain pasti akan ada penolakan," kata Pasek, 18 Maret 2013.
Dua hari kemudian Pasek kembali melontarkan ide yang menyerang pihak-pihak yang menyalahkan Anas Urbanigrum. Ia mengusulkan pembubaran majelis tinggi partai. Menurutnya, hanya ketua umumlah jabatan tertinggi. "Buat apa jabatan tinggi tetapi begitu keluar jadi impoten," kata Pasek.
Di lain pihak, karib Anas yang lain juga memberanikan diri mencalonkan diri. Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Saan Mustofa menyatakan akan maju ke kongres luar biasa. "Sudah banyak dukungan dari DPD dan DPC," kata Saan, 15 Maret 2013. Diduga pencalonan Saan untuk mengamankan daftar calon legislatif yang sudah dikumpulkan Anas.
Kubu Marzuki
Kesanggupan Marzuki Alie menjadi calon seolah melupakan pernyataannya yang akan berhenti dari kancah politik pada 2014. "Selama saya masih bersuara, kontroversi saya akan terus sampai 2014," ujarnya. Marzuki juga membantah telah mengirimkan SMS ke dewan pimpinan cabang agar mendukungnya di KLB. "Saya tidak mau komentari masalah itu, stop berbicara itu," kata Marzuki, 20 Maret 2013.
Koleganya di DPP Demokrat, Achsanul Qosasi, menyerang kubu Cikeas. Achsanul mengusulkan pergantian Sekretaris Jenderal Edhie Baskoro Yudhoyono. Menurutnya, masih banyak kandidat sekjen dari DPR dan di luar DPR.
Kubu Marzuki juga menolak usulan pencalonan SBY dari kubu Anas Urbaningrum. Max Sopacua menilai wacana pencalonan SBY menjadi ketua umum tak akan terwujud. "Itu sesuatu yang tak mungkin, dia kan ketua majelis tinggi. Kalau dia dipaksa itu namanya mengail di air keruh," kata Max di kompleks parlemen.
Kubu Cikeas
Awalnya Kubu Cikeas coba melemparkan wacana pencalonan tokoh dari luar partai. Ada nama KSAD Edhie Pramono dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. Sutan Bhatoegana yang dekat dengan Marzuki langsung menolak calon dari eksternal partai. "Jangan masukkan nama yang tidak jelas," kata Sutan di kompleks parlemen, 13 Maret 2013.
Syarat ketua umum menurut Sutan adalah yang memiliki kartu tanda anggota dan sudah pernah duduk di kepengurusan. Khusus pencalonan Gita Wirjawan sendiri disetujui pihak kubu Marzuki. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Achsanul Qosasi menyatakan Gita sudah menjadi kader Demokrat meskipun tidak masuk struktur.
Namun Gita ditolak Wakil Ketua Umum Demokrat Max Sopacua yang dekat dengan Marzuki. "Kami tidak ingin ada kader dari luar," kata Max. Menurut Max syarat, yang sudah disepakati untuk menjadi ketua umum adalah lima tahun duduk di kepengurusan.
Perkembangan terbaru pencalonan mengerucut ke figur SBY. Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat Jero Wacik yang mengikuti pertemuan Ketua DPD dengan Majelis Tinggi, DPP, dan menteri Demokrat di Cikeas menuturkan pada pertemuan itu banyak yang mendukung SBY.
"Banyak yang mengusulkan Pak SBY jadi ketua umum," kata Jero , 24 Maret 2013. Suara DPD di pertemuan Cikeas itu cukup diperhatikan kubu Anas. Mirwan Amir yang menjadi tim sukses Saan memberikan sinyal mulai mengurungkan pencalonan Saan. "Kalau SBY sudah mau jadi ketum, kami pertimbangkan Kang Saan tidak maju," kata Mirwan.
Evan | PDAT
Berita terpopuler:
Penyerbuan LP Cebongan Bermula dari Saling Pandang
Operasi Buntut Kuda Penjara Cebongan Sleman
Lihat Teman Satu Sel Didor, Napi Cebongan Trauma
Ini Kronologi Penyerbuan Cebongan Versi Kontras
Tak Ada Kudeta, Hanya Pembagian Sembako