TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti menduga penyerangan sekelompok orang bersenapan laras panjang ke Lembaga Pemasyarakatan II-B Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dinihari kemarin, dilakukan oleh orang-orang yang sudah terlatih.
"Yang jelas ini pelakunya militer," kata Poengky, saat dihubungi Tempo, Ahad, 24 Maret 2013. Menurut dia, penyerbuan sekelompok orang itu ke lapas kemudian menembak empat orang tahanan jelas-jelas telah membuka motif penyerangan.
Apalagi empat orang yang menjadi korban adalah tersangka pembunuhan seorang anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Grup II Kandang Menjangan. Karena itu, Poengky menduga pelaku juga berasal dari satuan Kopassus. (Baca: Kopassus Bantah Anggota Terlibat Penyerangan)
Menurut dia, semangat korps anggota Kopassus sangat tinggi. "Kalau satu Kopassus dibunuh, yang lain pasti akan melindungi atau membalas dendam," ujar Poengky.
Poengky ragu jika dikatakan pelaku penyerangan adalah teroris atau preman. "Teroris kan tidak mungkin menyerbu penjara," ucapnya. "Preman juga tidak mungkin melawan preman sendiri."
Versi polisi, penyerangan ke lapas II-B Cebongan dilakukan 17 orang. Tapi Kementerian Hukum dan HAM melansir jumlah penyerang tak lebih dari 15 orang. Akibat penyerangan ini, empat tahanan asal Nusa Tenggara Timur tewas karena diberondong timah panas di dalam sel oleh pelaku penyerangan.
Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Brigadir Jenderal Sabar Rahardjo mengatakan, empat korban adalah tersangka pembunuhan anggota Kopassus Grup II Kandang Menjangan, Surakarta, Sersan Satu Santoso.
Selain menembak empat korban, kawanan penyerang menganiaya delapan petugas lapas menggunakan popor senapan laras panjang. Mereka dianiaya karena mencegah penyerang masuk ke dalam lapas. Untuk menghilangkan jejak, para pelaku mengambil CCTV di dekat sel korban dan di depan pintu masuk lapas.
PRIHANDOKO
Terpopuler:
Asrama Mahasiswa NTT di Yogya Ditinggal Penghuni
4 Tahanan Sleman Dieksekusi di Depan Napi Lain
Eyang Subur, Bekas Penjahit yang Koleksi Perhiasan
Kepala Pengamanan LP Sleman Ditodong Pistol
Sultan Khawatirkan Keselamatan Mahasiswa NTT