TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa, 19 Maret 2013, menggeledah ruang kerja Ketua Fraksi sekaligus Bendahara Umum Golkar, Setya Novanto, dan ruang kerja anggota Komisi Olahraga dari partai beringin, Kahar Muzakir. Juru bicara KPK, Johan Budi S.P., mengatakan penggeledahan itu bertujuan mencari dokumen terkait dengan Gubernur Riau Rusli Zainal--juga dari Golkar--yang menjadi tersangka kasus dugaan korupsi dana PON Riau 2012.
“Penggeledahan ini dilakukan karena diduga ada jejak-jejak di sana. Misalnya, di sana pernah ada pertemuan,” kata Johan di kantornya. Seusai penggeledahan selama hampir tujuh jam itu, para penyidik membawa empat dus dari ruang kerja Kahar. Johan belum mau memastikan keterlibatan Setya dan Kahar. Tapi dia mengatakan tak tertutup kemungkinan Setya dan Kahar diperiksa lagi oleh penyidik lembaganya.
Bekas Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Riau, Lukman Abbas--divonis 5 tahun 6 bulan penjara dalam kasus ini--membeberkan keterlibatan Setya dan Kahar dalam persidangan pada Agustus tahun lalu. Menurut Lukman, dalam pertemuan di ruangan Setya sekitar Februari 2012, Rusli meminta bantuan politikus Senayan agar menambah anggaran pembangunan stadion utama senilai Rp 290 miliar.
Diki Aldianto, pegawai PT Adhi Karya yang menjadi rekanan proyek PON, juga pernah mengakui guyuran duit untuk politikus Senayan yang diserahkan kepada Kahar Muzakir.
Setya dan Kahar belum bisa dimintai keterangan. Setya pergi melalui tangga darurat setelah kantornya disatroni penyidik. Telepon selulernya tak aktif. Begitu juga Kahar. Ajudannya, yang menerima panggilan telepon, mengatakan bosnya sedang tak berada di tempat. Setelah itu telepon selulernya tak aktif.
Namun, Kahar pernah mengaku dua kali bertemu dengan Lukman di ruang kerjanya. Namun, ia mengatakan tak bisa membantu Lukman. Dalam beberapa kesempatan, Rusli juga membantah terlibat dalam kasus tersebut.
Pengacara Golkar, Rudy Alfonso, mengatakan Setya dan Kahar tak terlibat dalam kasus korupsi PON. “Seribu persen saya pastikan tak ada.” Menurut dia, pertemuan dengan Rusli dan Lukman di DPR hanya membicarakan agenda Golkar.
IRA GUSLINA SUFA | RUSMAN PARAQBUEQ | FEBRIANA FIRDAUS | PRAM
Berita terpopuler
Ini Orang-orang Kepercayaan Djoko Susilo
Kisah Jenderal Djoko dan Kebun Binatang
Data Kartu Kredit Ini Dicuri untuk Belanja di AS
Ada Mayat Terikat dengan Mulut Dilakban di Bandara
Soal Malvinas, Argentina Minta Intervensi Paus
Cabut Bulu 'Brazilian Wax' Berisiko Infeksi Virus
Mobil Bertenaga Kopi Pecahkan Rekor Dunia