TEMPO.CO, Batu - Pusat Rehabilitasi Lutung Jawa atau Javan Langur Center (JLC) Kota Batu, Malang, Jawa Timur, tengah membangun kandang untuk proses karantina lutung (Trachypithecus auratus). Rencananya, pada April 2013 nanti, JLC akan menerima lutung dari Kebun Binatang Howletts di Kent, Inggris.
"Lutung itu hasil penangkaran di Kebun Binatang Howletts," kata Manajer Proyek JLC Iwan Kurniawan, Selasa, 19 Maret 2013. Lutung tersebut adalah hasil pengembangbiakan sepasang induk sumbangan dari Kebun Binatang Ragunan ke Kebun Binatang Howletts beberapa tahun lalu.
Howletts berhasil mengembangbiakkan lutung hingga over populasi. Menurut Iwan, pengelola Kebun Binatang Howletts memiliki kepedulian dan bersedia membantu konservasi di dalam habitatnya di Indonesia.
Setelah tiba, lutung tersebut bakal menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan, meliputi penyakit TBC, hepatitis, dan herpes. Iwan mengatakan, rehabilitasi satwa ke habitat aslinya membutuhkan proses yang panjang dan sulit. Mereka harus beradaptasi dengan iklim dan memperkenalkan buah dan dedaunan lokal.
Selanjutnya, satwa liar ini diajarkan cara bertahan hidup di dalam hutan. Serta membuat kelompok untuk hidup di habitatnya demi mencari pakan dan menghindari predator. Lokasi pelepasan, hutan lindung Coban Talun Kota Batu, berada di lereng Gunung Arjuna. Dari hasil survei lokasi ditemukan sebanyak 69 jenis tumbuhan atau 90 persen luasan hutan berupa pakan alami lutung.
Sebelumnya, JLC berhasil melepas 13 ekor dalam dua kelompok lutung Jawa ke hutan lindung Coban Talun. Setiap kelompok masing-masing telah menjalani proses karantina dan sosialisasi sejak empat tahun lalu. Lutung Jawa tersebut berasal dari sitaan Badan Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur dari sejumlah daerah.
Hutan lindung Coban Talun yang berada di lereng Gunung Arjuna ini telah disurvei sebagai lokasi yang ideal. Untuk menuju hutan lindung Coban Talun harus berjalan kaki selama satu jam dari lokasi rehabilitasi JLC. Sebelumnya, kawasan tersebut menjadi habitat lutung Jawa.
Petugas Perum Perhutani, Sigit, mengaku telah bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan untuk ikut melindungi hutan serta satwa liar. Termasuk melarang warga merusak tanaman hutan yang menjadi pakan lutung. Kini, di hutan lindung tersebut hanya terlihat dua kelompok lutung. "Dua puluh tahun lalu banyak ditemukan lutung di sana," katanya.
EKO WIDIANTO
Berita Terpopuler:
Di KPK, Djoko Susilo Mulai Singgung 'Restu Atasan'
FBR Buka Suara Soal Penyerangan Kantor Tempo
Jupe Tertangkap di Cibubur
Tak Punya Jago, PDIP Turunkan Puan ke Jawa Timur
Kisah Jenderal Djoko dan Kebun Binatang
Penyerang Kantor Tempo Menangis dan Minta Maaf