TEMPO.CO, Semarang - Bakal calon Gubernur Jawa Tengah, Hadi Prabowo, membantah kabar yang menyebut dia membayar sejumlah uang kepada partai-partai pengusungnya agar bisa maju dalam pemilihan gubernur Jawa Tengah 2013. “Tidak benar. Itu hanya omong kosong,” kata Hadi Prabowo.
Hadi Prabowo, yang kini Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, berpasangan dengan Don Mudono, Bupati Sumedang. Mereka diusung koalisi enam partai, yakni Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hanura, dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama. Enam partai ini memiliki 40 kursi atau 40 persen kursi di DPRD Jawa Tengah. Pasangan Hadi-Don melakukan deklarasi di Semarang, Ahad, 17 Maret 2013.
Hadi berandai-andai, jika satu kursi partai dihargai Rp 1 miliar seperti kabar yang beredar, maka dibutuhkan uang Rp 40 miliar. “Buat apa jadi gubernur kalau harus mengeluarkan Rp 40 miliar. Itu hanya orang yang berpikir negatif saja,” kata Hadi.
Langkah enam partai mengusung Hadi Prabowo-Don dilakukan empat jam sebelum Komisi Pemilihan Umum Daerah menutup pendaftaran. Karena tak punya kader sendiri, enam partai ini menunggu rekomendasi yang dikeluarkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Sebelumnya, Hadi dan Don juga mendaftar di PDIP, tapi tak mendapatkan rekomendasi.
Saat PDIP belum mengeluarkan rekomendasi, Hadi sesumbar tak akan maju di pemilihan gubernur Jawa Tengah selain lewat kendaraan PDIP. "Saya berkomitmen dan konsisten untuk mencalonkan melalui PDI Perjuangan. Kalau tidak diusung PDI Perjuangan, ya, tidak akan mencalonkan,” kata Ketua Korpri Jawa Tengah itu pada 26 Februari. Jika tak jadi cagub, Hadi memilih akan tetap berkarier di birokrasi.
Namun, sepekan setelah pernyataan itu, Hadi seperti menelan ludah sendiri. Pada saat PDIP memutuskan cagub Ganjar Pranowo-Heru, Hadi langsung menjalin komunikasi dengan partai-partai lain untuk maju dalam pilgub.
Menanggapi soal itu, Hadi menyatakan hal itu tak ada masalah. Sebab, ia menyatakan bukan memilih partai tapi partai-partai lain yang menunggu PDIP. Hadi menegaskan, seandainya PDIP mengumumkan rekomendasi sejak awal, maka enam partai itu akan mengusung dia sejak awal. “Kalau kami tahu siapa cagub PDIP, otomatis saya pindah sejak awal,” kata Hadi.
Menurut Hadi, sebaiknya hasil seleksi di PDIP diumumkan sejak awal. Jangan sampai di menit-menit akhir karena tidak baik untuk proses pendidikan politik. “Agar seluruh pendaftar tahu untuk memberikan kesempatan mendaftar ke partai lain,” kata Hadi.
Kini, Hadi bersama Don sudah berkonsolidasi dan bersosialisasi untuk meraih kemenangan. Hadi menyatakan tak berniat memecah kekuatan PDIP dengan menggandeng Don Murdono. Don merupakan kader PDIP. “Saya enggak punya pikiran untuk memecah. Yang penting saya ingin menang. Kami target bisa meraih suara 50 persen,” kata Hadi.
Presiden PKS Anis Matta menyatakan partainya mengusung Hadi-Don tanpa ada deal tertentu. Kamis lalu, Hadi-Don menemui Anis di kantor DPP PKS di Jakarta. Anis menyatakan pertemuan itu hanya komunikasi biasa. “Saya ingin ketemu langsung apakah Hadi-Don memiliki aura kemenangan atau tidak. Ternyata memang ada aura kemenangan,” kata Anis sambil tertawa. Anis di Semarang untuk menghadiri deklarasi Hadi-Don.
ROFIUDDIN
Berita Lainnya:
Ahli Hukum Klaim Indonesia Perlu Pasal Santet
Kericuhan Warnai Kongres Luar Biasa PSSI
La Nyalla Jadi Wakil Ketua Umum PSSI
Polisi Tangkap Dua Perusak Kantor Tempo
Ini Dia Formula Renault Andalan Alexandra