TEMPO.CO, Brebes - Petani bawang merah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah meminta agar pemerintah menyediakan gudang penyimpan bawang merah yang difasilitasi cold storage atau alat pendingin. Gudang itu dinilai bisa mencegah krisis bawang merah seperti yang terjadi pada saat ini. “Keberadaan gudang penyimpan bawang merah penting sebagai manajemen pengaturan suplai bawang merah,” ujar Ketua Asosiasi Petani Bawang Merah Indonesia (APBMI), Juwari, Jumat, 15 Maret 2013.
Dia menyatakan salah satu persoalan krisis bawang merah disebabkan tak adanya gudang penyimpanan bawang merah. Kondisi ini menyebabkan petani langsung menjual hasil panen, meski harga jual rendah. “Sedangkan saat tak musim panen raya seperti sekarang terjadi kelangkaan,” ujar Juwari.
Saat ini baru terdapat satu gudang penyimpanan bawang merah di Pasar Klampok Brebes yang dilengkapi fasilitas cold storage. Namun, gudang itu hanya mampu menyimpan bawang merah dalam jumlah kecil, yakni sekitar 5 ribu ton, dan dikelola oleh swasta.
Gudang penyimpan bawang merah, Juwari menambahkan, juga bisa membantu pemerintah untuk mengendalikan harga bawang merah. Sebab, gudang tersebut bisa mempertahankan bawang merah hingga lebih dari delapan bulan, jauh lebih lama bila dibanding dengan penyimpanan secara tradisional yang hanya bertahan dua bulan.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indoneisa Kabupaten Brebes, Masrukhi Bachro, menambahkan, saat ini banyak gudang penyimpanan bawang milik pemerintah daerah Brebes yang terbengkalai, dan sebagian disewakan untuk swasta. “Jumlahnya ada 10 gudang. Itu tersebar di sejumlah kecamatan. Namun, sebagian malah digunakan oleh swasta,” ujar Masrukhi.
Ia menilai manfaat gudang-gudang tersebut akan lebih besar bila pemerintah memasang cold storage sehingga bisa digunakan untuk menyimpan hasil panen. “Sistem pengelolaannya bisa dilakukan secara komunal oleh petani,” ujar Masrukhi.
Nantinya, petani bisa dibebani biaya operasional dan perawatan sesuai dengan volume bawang merah yang disimpan. Pembayaran bisa dilakukan saat bawang hendak dijual dan dikeluarkan dari gudang.
EDI FAISOL