TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin optimistis persoalan tenaga kerja Indonesia yang terancam hukuman mati di Arab Saudi bisa selesai jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz.
"Kalau bukan presiden, setidaknya wapres atau minimal menterinya. Saya haqul yakin kasus ini selesai," kata Din dalam rapat koordinasi kasus WNI/TKI yang terancam hukuman mati di Arab Saudi, di Jakarta, Kamis, 14 Maret 2013.
Sebab, menurut dia, saat ini diplomasi antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi masih menemui jalan buntu. "Pilihannya tidak banyak. Kami sudah menganalisis, namun harus ada perwakilan yang bekerja efektif," ucap Din.
Din mengakui sulitnya berkompromi dengan hukum Arab Saudi. Terutama soal qisas atau hukuman mati bagi pelaku pembunuhan. "Mereka pasti punya argumentasi yang kuat dalam menerapkan hukum qisas. Tapi setidaknya kalau ada pembicaraan khusus dengan Raja, sebagian besar bisa teratasi," ujar dia.
Din menyatakan perlunya langkah yang agresif untuk mengupayakan pembebasan sejumlah TKI yang terancam hukuman mati. Meski mungkin sudah terlambat, hal tersebut lebih baik daripada tidak ditangani.
Din mengimbau ada pendampingan hukum dari pengacara secara intensif kepada pekerja Indonesia. "Sehingga bisa digali lebih dalam alasan apa yang mendesak TKI ketika melakukan pembunuhan," ucap Din.
Data Kementerian Luar Negeri menyebutkan sepanjang tahun lalu, terdapat 748.727 pekerja Indonesia yang mencari nafkah di Arab Saudi. Dari jumlah tersebut, 38 orang di antaranya terancam hukuman mati karena kasus pembunuhan.
SATWIKA MOVEMENTI
Berita Terpopuler:
Diperiksa Hari Ini, Menteri Suswono Terancam
Sahetapy Curigai Motif Pengusutan Sprindik Anas
Siapa Jorge Bergoglio, Sri Paus yang Baru?
Dana Safari PKS, Mendagri: Tanggungjawab Gubernur
Jadwal Sidang Raffi Ahmad dan Rasyid Bentrok Lagi