TEMPO.CO, Bandung - Para kandidat Pemilihan Kepala Daerah berpotensi mengidap gangguan psikosomatis setelah hari pencoblosan, Ahad 24 Februari lalu. Gangguan kejiwaan yang menyebabkan penyakit fisik itu bisa meningkat di masa menunggu perolehan suara hingga hasilnya ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Jawa Barat.
"Supaya tidak stres berkepanjangan, para kandidat sebaiknya rileks dan menjauhkan pikiran dari masalah Pilkada," kata psikolog dari Universitas Padjadjaran, Harry Suherman kepada Tempo, kemarin.
Menurut Harry, sebanyak 3 dari 5 kandidat yang perolehan suaranya bersaing sejak masa survei hingga hitung cepat (quick count) yaitu Ahmad Heryawan, Dede Yusuf, dan Rieke Diah Pitaloka, lebih berpotensi kuat mengalami psikosomatis dibanding dua pasangan kandidat lain. Calon yang sangat ambisius, akan merasa sangat sesak dan sakit hati menerima kekalahan. "Yang paling parah sampai sakit jiwa," ujarnya.
Dia mengatakan, ambisi merupakan hal yang wajar. Namun jika menjadi ambisius dan kandidat bernafsu harus menang, keinginan seperti itu menjadi hal negatif. Akibatnya, orang yang ambisius akan mengalami gangguan psikosomatis seperti mudah sakit kepala, leher, punggung, cepat lelah, disertai jantung berdebar, mudah marah, gampang tersinggung, serta hipertensi. "Sebulan saja gangguan itu sudah terlalu lama," ujarnya. Kalau sampai lebih sebulan, kandidat disarankan memeriksakan diri ke psikolog atau psikiater.
Dari tiga kandidat tersebut, Harry menilai semuanya bisa mengatasi masalah emosi dan stres pasca Pilkada. Hal itu diantaranya terlihat dari latar pendidikan, pengalaman kerja, dan jabatan yang diembannya selama ini.
ANWAR SISWADI
Berita terpopuler lainnya:
Anas Minta Amir Ungkap Gebrak Meja SBY di Cikeas
5 Alasan Mahfud Soal Kasus Hukum Anas Urbaningrum
Ibas: Tudingan Terima Duit Hambalang, Lagu Lama
Mahfud: Wajar Saya Simpati pada Anas Urbaningrum
Djoko Susilo Ternyata Punya Istri Lain di Jakarta
Bank Jabar Banten: Kami Cuma Korban Kredit Fiktif
Anas Urbaningrum Harus Hadapi Secara Hukum